“Keterbatasan kami dengan adanya tim satgas tadi membantu TPPS, perlu diingat bahwa tidak hanya dari satgas saja, tapi juga ada bantuan dari pihak perguruan tinggi sehingga dikolaborasikan bersama. Kita tidak bekerja sendiri, ini harus dikolaborasikan bersama,” tambah Irfan.

Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat Sulawesi Selatan menunjukkan angka prevalensi stunting 27,4% di skala provinsi. di level 24 kabupaten ada yang mengalami penurunan ada juga kenaikan angka.

Berdasarkan data tersebut, ada enam daerah yang mengalami peningkatan angka prevalensi Stunting, yakni Kabupaten Barru pada tahun 2019 tercatat 25,29% di tahun 2021 meningkat menjadi 26,4%; Kabupaten Palopo tercatat di tahun 2019 tercatat 15,32% di tahun 2021 menjadi 28,5%; Bulukumba tahun 2019 28,24% dan di tahun 2021 30,8%;

Kemudian dilanjutkan pada Kabupaten Bone di tahun 2019 terhitung 33,02% kemudian di tahun 2022 menjadi 34,1%; Kabupaten Takalar di tahun 2019 tercatat 25,54% dan di tahun 2021 adalah 34,7%; dan Kabupaten Maros di tahun 2019 32,66% dan di tahun 2021 37,5%.

Dari banyaknya faktor yang memengaruhi terjadinya stunting, perbaikan gizi sejak dini saat perempuan masih berusia remaja, maupun ibu hamil, hingga anak lahir sangatlah penting untuk diperhatikan agar generasi yang dilahirkan sehat dan tumbuh kembang pun tidak terhambat.