RAKYAT.NEWS, EDUKASI – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki garis pantai yang sangat panjang. Pantai-pantai ini bukan hanya menjadi tempat wisata atau sumber keindahan alam, tetapi juga rumah bagi jutaan masyarakat pesisir.

Namun, masyarakat pesisir sering menghadapi berbagai masalah, terutama terkait dengan erosi pantai dan bencana alami. Inilah mengapa penting bagi kita untuk memahami dan menghargai manfaat ekosistem hutan bakau, atau mangrove, dalam perlindungan pantai dan pengendalian bencana alami.

Mangrove merupakan hutan pesisir yang tumbuh di sepanjang garis pantai berair asin. Tumbuhan ini memiliki kemampuan unik dalam menstabilkan tanah dan mengurangi dampak erosi pantai. Sistem akar yang rumit dan rapat pada pohon mangrove berfungsi sebagai “tali pengikat” yang kuat, mampu menjaga stabilitas tanah dan mencegah erosi pantai.

Akar-akar tersebut akan menahan aliran air dan limbah serta sedimentasi yang dibawa oleh sungai menuju laut. Dengan demikian, hutan mangrove dapat membantu menjaga garis pantai tetap utuh, mengurangi bahaya abrasi, dan melindungi pemukiman masyarakat pesisir dari terpaan gelombang besar saat badai atau tsunami.

Selain itu, hutan mangrove juga berfungsi sebagai benteng alami dalam mengendalikan bencana alami, seperti banjir dan tsunami. Daun-daun mangrove yang terjatuh ke air membentuk lapisan yang dapat menyerap energi gelombang, sehingga mengurangi dampak kerusakan yang disebabkan oleh tsunami atau badai.

Selain itu, sistem akar mangrove juga menyediakan ruang yang ideal bagi berbagai organisme laut, seperti ikan dan kepiting, yang berperan sebagai predator alami terhadap larva nyamuk penyebab penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Dengan demikian, hutan mangrove mampu membantu masyarakat pesisir mereduksi risiko terjadinya bencana alami serta merawat kesehatan mereka.