Tidak hanya itu, ada juga program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD) untuk anak-anak korban kekerasan di pesisir yang muridnya berjumlah 70 orang. Mereka menjalani kelas setiap hari Jumat dan Minggu selama dua jam.

“Diterima siapa saja yang mau datang selama masih kosong karena tidak ada pembayaran. Disini ada psikolog, ada guru juga jadi mereka (murid) dilatih, belajarnya kan dia juga nonformal jadi digali bakat setiap anak seperti melukis, menari  dan sebagainya,” ucapnya.

Sampai saat ini, anak didik dari SAPD itu telah memiliki bakat seperti menari yang bahkan sudah sering tampil pada kegiatan-kegiatan instansi. “Mungkin tampil itu biasa bagi anak-anak pada umumnya, tapi ini berbeda karena ibu bapak mereka tidak happy jadi dia kehilangan kepercayaan dirinya jadi kalau dia bisa tampil didepan orang itu sudah kemajuan luar biasa bahwa dia sama dengan anak lain yang punya akses,” katanya.

Penulis : M. Aswar