“Misalnya perhiasan berlebihan atau menggunakan smartphone dengan teknologi canggih dan harga yang mahal. Itu bisa menjadi incaran penculik untuk memanfaatkan kelemahan anak,” jelasnya.

Di samping itu, Irma mengatakan mengajari anak bela diri dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencegah penculikan. Meski demikian, perlu diingat anak tetap merupakan kelompok yang tidak berdaya, apalagi jika penculikan dilakukan beberapa orang dewasa.

Di sisi lain, psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan meskipun anak memiliki kemampuan bela diri, pengawasan orang tua tetap jadi yang utama.

“Sekalipun anak bisa bela diri, kekuatan fisiknya masih kalah dibanding orang dewasa yang jadi penculik. Diajari ilmu bela diri boleh tapi anak di bawah usia 12 tahun tetap harus dalam pengawasan orang tua di setiap situasi di mana pun dan kapan pun. Gandeng tangan anak supaya tidak jauh-jauh jalannya. Jangan tinggalkan anak duduk atau berdiri sendirian tanpa pendamping yang dikenal,” tegasnya.