“Nah sekarang karena sudah multi layanan semua klaster PPKS kita layani untuk wilayah kerja Wirajaya karena ada dua wilayah yang sebelumnya di gabung, sentra Wirajaya sendiri itu dengan salodong itu di gabung sehingga untuk wilayah kerjanya di Sulsel ada 10 kabupaten kota selebihnya ada di Papua, ” ujar Asrul.

Lebih jauh, Asrul menyampaikan dalam pemberian layanan rehabilitasi sosial asistensi itu atensinya ada 3 model pendekatan layanan, yang pertama adalah berbasis keluarga, berbasis komunitas, dan berbasis residensial.

Untuk saat sekarang ini untuk layanan rehabilitasi sosial proporsinya lebih banyak ke dua layanan, layanan berbasis keluarga dan berbasis komunitas selebihnya itu kita lakukan layanan residensial.

“Selain itu kita juga memberikan layanan kepada kelompok rentan lainnya termasuk respon kedaruratan jadi tidak terfokus pada rehabilitasi sosial termasuk juga respon kedaruratan ada kebencanaan dan seterusnya termasuk respon-respon kasus seperti itu,” tuturnya.

Semua klaster disabilitas sebenarnya standar layanannya hampir sama termasuk ODHIV dan bagi kita di kementerian sosial kita sadar betul bahwa permasalahan sosial itu bukan aksi tanggung jawab Kemensos tetapi ada multi intervensi di dalamnya itu bagus, kata Asrul, kegiatan yang terlaksana hari ini bagus karena semua stakeholder bisa duduk sama-sama merumuskan seperti apa kebijakan yang cocok seperti apa model pelayanan dan treatment yang harus kita berikan terhadap permasalahan sosial khusus untuk teman-teman ODHIV.

Sentra Wirajaya tahun ini juga memberikan layanan tapi berbasis keluarga dan komunitas baik yang ada di Papua maupun yang ada di kota Makassar kita berikan layanan tahun 2022 ini.

Karena kami sadar bahwa permasalahan sosial itu harus di lakukan pendekatan multi stakeholder dan melakukan penguatan jejaring dengan teman-teman stakeholder lain dalam penanganannya dan tetap membangun komunikasi.