Kemudian dilanjutkan oleh pembicara ketiga yakni Dr. Becky Batagol yang merupakan Associate Professor  bidang hukum di Monash University. Dr. Becky Batagol membawakan materi mengenai “Contemporary Issues on Family Violence and Gender”. Dr. Becky mengutarakan bahwa “across Indonesia, 11,3% of ever partnered women aged 15-64 years report experiencing intimate partner physical and or sexual violence at least once their lifetime. More than 1 in 4 women in Australia (27%) has experienced violence at the hands of a current or former intimate partner since the age of 15 years, compared with 1 in 14 men (7,3%)”, jelas Dr. Becky dalam pemaparannya. Pada materi ini juga dijabarkan bahwa pelaporan kekerasan dalam rumah tangga dan keluarga di Indonesia hanya 10% yang memilih untuk melaporkan kasusnya ke penyedia layanan selama pandemi COVID-19 dan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi cenderung tidak melaporkan kasusnya.

Setelah ketiga pembicara membawakan materi masing-masing agenda yang dihadirkan dalam konferensi internasional kali ini adalah berupa oral presentation. Salah satu presentasi yang dibawakan pada konferensi ini bertemakan “Environmental and Occupational Health”. Salah seorang presenter yakni Siti Nurfaizah dari STIK Tamalatea Makassar mempresentasikan topiknya yang berjudul “Factors Associated With Malaria Incidence At The Amban Community Health Center, Manokwari District, West Papua Province”. Dari presentasi tersebut dapat diperoleh informasi bahwa jika dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat merupakan termasuk provinsi yang memiliki kasus tertinggi Malaria. Siti NurFaizah juga memaparkan bahwa “Based on the Manokwari Regency Malaria Plan Annual Report 2019-2022 at the Amban Health Center the malaria API per 12,388 population is 22,8% (Manokwari Health Office, 2022). In 2023, laboratory examination results show that there were 282 malaria test, of which 279 cases used microscopic examination and 3 cases used the Rapid Diagnostic Test method” ujar Siti Nurfaizah.  Dari presentasi ini juga dikemukakan bahwa hasil analisis regresi logistik kejadian malaria di Puskesmas Amban Kabupaten Manokwari bahwa 4 variabel yakni pengetahuan, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, dan sanitasi signifikan terhadap kejadian malaria, dimana penggunaan kelambu dan sanitasi merupakan variabel yang paling kuat terhadap kejadian malaria.