Jika dilihat dari perspektif sejarah, seni batu cadas adalah bagian dari kehidupan manusia purba yang masuk pada kategori masa perubahan dari masa berburu dan meramu makanan ke masa bercocok tanam yang cirinya hidup di gua.

Diberbagai penelitian tentang seni batu cadas ditemukan kebanyakan mereka membuat hand stensil (telapak tangan), binatang, serta tumbuhan termasuk bunga. Adapun hand stensil yang ditemukan di Morowali Utara terutama di Ganda-ganda yaitu telapak tangan yang ada ditebing batu.

Dalam laporan inventarisasi cagar budaya tahun 2015 yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, disebutkan bahwa ditemukan gambar cadas berupa cap tangan berwarna merah di Situs Tebing Batu Putih sebanyak 6 (enam) buah.

Selanjutnya di Situs Pengia dengan kondisi gambar yang sulit dikenali karena telah terkikis, serta di Situs Ganda-ganda sebanyak 5 (lima) buah gambar tangan.

Ketiga situs tersebut berupa tebing cadas yang secara administratif termasuk kedalam wilayah Kec. Petasia, Kab. Morowali Utara.

“Dari hasil penelitian yang kami lakukan, gambaran batu cadas yang ada di Morut ini berupa hand stensil yang dapat diartikan bahwa masyarakat kuno di Morowali menyisakan tanda hand stensil yang menggambarkan bahwa mereka telah secara sadar membangun keluarga dan memulai sejarah seni di cadas Morowali” ungkap Haliadi.

Selanjutnya, dari pemaparan yang jelaskan oleh, Ismail, selaku anggota tim penelitian situs tersebut menjelaskan bahwa terdapat manusia pendukung peradaban masyarakat Morowali yang juga berkaitan dengan adanya situs lukisan tapak tangan ini, yaitu Ras Australomelanesid dan Ras Mongoloid.

Keberadaan masyarakat etnik Mori di Sulawesi Tengah secara antropologi fisik memiliki karakter fenotip yang kuat dengan unsur Australomelanesid dengan sedikit ciri Mongoloid (selatan).