Namun kita harus berani memilih dan melihat target yang Ingin dicapai dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yang sebelumnya melalui proses telaah, monitoring dan mencatat secara berkala dan periodik dan akhirnya sampai pada evaluasi.

Tahapan tersebut mesti dilalui jika ingin mengetahui kekurangan dan kelebihan tiap waktu dari suatu aktivitas program sehingga membantu perencanaan yang akurat realistis pada periode selanjutnya. Dengan demikian ketika itu telah dilakukan maka sebenarnya sudah ada arah jalan yang ditetapkan dan harus kita tempuh oleh karena telah menjadi kesepakatan tiap pemangku kebijakan sebagai suatu dokumen perencanaan pembangunan Daerah sebagai root map strategis dan menjadi legalitas formil Peraturan Daerah.

Demikian halnya dengan SDGs pada pembangunan sosial kabupaten Jeneponto, dalam berbagai hal kondisinya juga terkoreksi oleh kondisi ekonomi masyarakat, kemudian status kesehatan dan pendidikan masyarakat secara umum. Namun secara khusus pendidikan masyarakat secara spiritual dapat membantu mengurangi masalah-masalah sosial dan mendukung kesehatan masyarakat.

Memperhatikan hal ini, pada masa sebelumnya telah ada gagasan baik dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk memperhatikan pendidikan spiritual dan memberi peran lembaga pendidikan pesantren yang banyak menghasilkan generasi-generasi Qurani. Bahkan menjadi strategis pembangunan manusia dengan program mencetak 1000 Hafidz/ah di era lalu. Ini baik untuk dilanjutkan oleh karena kekuatan generasi kita dimasa datang adalah seharusnya memiliki ketangguhan – multi power – oleh karena kita berada dalam suatu kondisi yang kadang membingungkan dan begitu serba cepat. Sadar atau tidak saat ini kita telah menghadapi kondisi yang kemudian disebut VUCA condition. Kondisi Apa itu?, Warren Bennis dan Burt Nanus dua orang ilmuan Bisnis dan leadership Amerika telah menganalisa dan hasil temuan tesisnya mendapati suatu kondisi dunia dengan istilah VUCA dari kata volatility, uncertainty, complexity, ambiguity.