Setelah itu para peserta diajak menjelajahi pesisir di sekitar lokasi kemah. Mereka banyak belajar langsung materi yang telah disampaikan dalam talkshow dan pendampingan dari pengurus YKCLI.

Malamnya mereka menyaksikan bersama film dokumenter berjudul “Diam & Dengarkan”, film yang sarat nilai kesadaran tentang keterikatan antara manusia dan alam raya.

Director External Relations PT Vale, Endra Kusuma mengatakan, besarnya potensi ekologi wilayah pesisir dan laut di Malili penting untuk senantiasa dijaga dari resiko kerusakan seperti pada ekosistem terumbu karang.

Hal ini terjadi diduga karena penangkapan yang tidak ramah lingkungan, kualitas air laut yang menurun, termasuk pada mangrove & padang lamun.

Karenanya melalui program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) tahun 2022 lalu telah dilakukan baseline study untuk rona awal ekologi tersebut dan selajutnya diharapkan menjadi acuan perencanaan program konservasi berbasis partisipasi masyarakat bersama para pihak seperti dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) yang difasilitasi Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kawasan Pesisir & olahan hasil laut – Malili.

Di hari kedua, peserta melakukan pembersihan sampah di sekitar area kemah. Mereka juga mendapatkan pendampingan bagaimana mengolah sampah mulai dari sampah plastik, sampah kertas, dan sampah residu. Setelah itu, generasi muda ini melakukan penanaman mangrove.

Endra melanjutkan, kondisi tersebut diindikasikan lantaran rendahnya kesadaran kolektif terhadap perlindungan dan pelestarian pesisir laut di masyarakat.

“Kami harap para pelajar ini bisa menjadi kader konservasi untuk turut membantu semangat perusahaan serta para pemangku kepentingan terkait lainnya dalam meningkatkan kualitas hidup dan menjaga bumi kita yang hanya satu-satunya ini, Sesuai tema yang diambil dalam kegiatan Kemah Bahari ini, “Konservasi untuk Kehidupan Hari ini, Esok, dan Nanti – Peduli’ki Alam’ta, Alampun Jaga ki,” jelasnya.