Sejalan dengan BPK PENABUR Jakarta, PT Kereta Api Indonesia (Persero), Tbk juga terus memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan, seperti dengan membangun kultur jangka panjang, diantaranya budaya mengantri dan menjaga kelestarian lingkungan.

Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim mengungkapkan, lewat program berkesinambungan bertajuk “Spirit”, BPK PENABUR Jakarta, lembaga pendidikan Kristen di Indonesia, mengajak peserta didiknya baik dari jenjang TK, SD, SMP, SLTA, maupun SPK untuk keluar dari zona nyaman mereka.

“Kegiatan ini bukan sekedar rekreasi biasa, tetapi mengajak peserta didik live in, tinggal di rumah warga, merasakan pengalaman baru dengan kultur serta budaya baru. Jadi, mereka mengalami secara langsung keberagaman Indonesia.” ungkap Kenny Lim.

Mengusung tema ‘Menemukan Kembali Jawa Timur’, program “Spirit of Adventure” dikhususkan bagi peserta didik jenjang SMPK PENABUR Jakarta.

Baca Juga:
KAI dan Korlantas Polri Gelorakan Budaya Taat Berlalu Lintas Di Perlintasan
Sambil Berjalan Kaki, KAI Daop 1 Jakarta Secara Konsisten Lakukan Pengecekan Jalur KA
Sambut HUT KAI dan HUT Lalulintas, Daop 1 Jakarta Bersama Polres Metro Jakpus Gelar Sosialisasi di Perlintasan Sebidang

Dalam lima gelombang keberangkatan selama periode 20 September hingga 2 Oktober 2024, 1.094 peserta siap menjelajah area Malang dan Pasuruan.

Richella Evangeline Quincylim Musu, peserta didik SMPK PENABUR Kota Jababeka yang mengikuti “Spirit of Adventure” gelombang satu merasa antusias dan tidak sabar ikut berpetualang bersama orang-orang baru.

“Saya belum pernah ikut kegiatan “Spirit” saat SD, makanya saya penasaran.” ungkap peserta didik yang akrab dipanggil Quincy tersebut.

Kenny menjelaskan bahwa sejak dilaksanakan pertama kali pada 2019, program ini memiliki daya tarik bagi peserta didik dan menjadi perhatian orang tua.

Tidak hanya menikmati keindahan alam di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) serta Jatim Park 2 dan Jatim Park 3, para peserta melakukan kegiatan sosial untuk membantu sekolah dibawah Yayasan Baithani Tengger, sebuah sekolah sederhana dengan kearifan lokal.

Secara bergotong royong mereka membantu sekolah tersebut agar lebih nyaman dengan menyampul buku di perpustakaan, berbagi pengalaman berorganisasi, serta melakukan proyek pipanisasi.