Selain menjadi pemicu tumbuhnya efek kesejahteraan bagi warga Jeneponto melalui festival Gantala Jarang, Alimuddin juga berharap Kabupaten Jeneponto semakin maju dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat.

Hal lain yang menarik, selain di HUT 161 Kabupaten Jeneponto digelar Festival Gantala Jarang, juga Tokoh Literasi Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Bachtiar Adnan Kusuma, mempersembahkan buku bertajuk “ Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea” yang akan diluncukan pada 1 Mei 2024.

Bachtiar Adnan Kusuma, menjelaskan dalam buku “Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea” diurai tentang Gantala Jarang pada bagian keempat dari sepuluh bagian isi buku yang ditulisnya bersama Budayawan Yudhistira Sukataya, Tim Haerullah Lodjik, Duta Baca Jeneponto Bukamaruddin, Ani Kaimuddin Machmud dan Tim dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto

Menurut BAK, Gantala Jarang adalah makanan khas tradisional masyarakat Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang berbahan daging kuda yang direbus dalam waktu yang lama dengan mengggunakan wadah khusus, biasanya dari potongan drum atau gentong berukuran besar wadah di jerang di atas api dari kayu bakar.

Rakyat News

BAK menegaskan kalau daging kuda direbus dengan garam kasar secukupnya, lalu diberi campuran bumbu dari akar-akar kayu dan kunyi seperlunya. “Makanan ini memiliki rasa dan aroma khas yang tak ada duanya di dunia,” kata Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertingggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Kepala Badan Nasional LABBAIK PP IKA BKPRMI dan Deklarator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat, Ketua Harian DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar dan Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Maros ini.