RAKYAT.NEWS, EDUKASI – Pantomim merupakan seni pertunjukan tanpa dialog yang terkesan sederhana dan minimalis, tapi bisa menghasilkan kesan dan makna yang mendalam. Dengan gerak tubuh, mimik wajah, dan ekspresi seniman, sebuah cerita bisa disampaikan dengan sangat efektif dan inspiratif.

Beberapa tokoh terkenal di Indonesia juga sudah mencoba membawakan pertunjukan pantomim ini, dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang memadukan musik, teater, tari, atau bahkan visual efek untuk menambah kesan dramatis. Namun, di balik semua itu, ada kisah-kisah menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh penonton.

Salah satu tokoh terkenal yang berhasil menghidupkan pantomim di Indonesia adalah Butet Kertaredjasa, seniman serba bisa yang dikenal sebagai penggerak seni dan budaya. Melalui karya-karyanya seperti “Beban Sri Sultan HB IX”, “Opera Jawa”, “Iblis” dan “Tiga Dara”, Butet mampu memberikan pesan-pesan kemanusiaan yang dalam dan menyentuh hati.

Tapi, tahukah Anda bahwa inspirasi Butet untuk memulai karirnya di seni pantomim bermula dari masa kecilnya? Saat ia kecil, Butet sering mengamati gerak-gerik orang tua dan neneknya yang sedang menari dan bernyanyi di atas panggung. Tapi karena ia ketakutan saat harus tampil di depan orang banyak, maka ia lebih memilih untuk mengamati dan belajar sendiri di rumah.

Namun, pada suatu ketika, Butet terpukau oleh pertunjukan pantomim dari grup “Theatre de la Feuille” asal Prancis yang datang ke Indonesia. Dari situ, ia merasa tertantang untuk mempelajari seni pantomim secara lebih serius, hingga akhirnya ia bergabung dengan grup pantomim dan teater seperti “Teater Populer”, “Teater Koma”, dan “Teater Chandrakirana”.

Bukan hanya Butet, tokoh lain yang pernah membawakan pertunjukan pantomim yang menarik adalah Sardono W Kusumo, nama besar seni tari dan teater Indonesia yang sudah mendapatkan banyak penghargaan dan prestasi di tingkat internasional. Salah satu karyanya yang mencuri perhatian adalah “Lengger Madu”, sebuah pertunjukan pantomim yang mengangkat budaya dan kearifan lokal di Central Java.