Menurutnya, gerakan dari akar rumput inilah yang diyakini akan mampu menggerakkan kapal besar bernama Indonesia. Lebih lanjut, ia berharap, inisiatif para guru yang sudah mulai mengambil peran perubahan, dapat didukung oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah daerah.

“Saya ingin mengajak mengubah paradigma kepemimpinan yang tadinya itu sebagai sebagai penguasa, pengendali, atau regulator, menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani. Mulai minggu depan saya berharap sekali kepsek dan  pengawas kita menanyakan kepada guru, ‘Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda sehingga bisa bertugas lebih baik?’. Dengan begitu kita bisa mengubah paradigma kepemimpinan, yakni paradigma kepemimpinan yang membantu,” ujar Mendikbud.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosidi, menuturkan, tema HGN tahun ini sejalan dengan tema yang diambil Kemendikbud, yaitu “Peran Strategis Guru dalam Menggerakkan Perubahan”. “Intinya bahwa kita semua menyambut perubahan dan sama-sama seperti berkomitmen memajukan pendidikan nasional, berintegritas, sungguh-sungguh,” katanya.

Pada puncak peringatan ini Unifah mengatakan bahwa PGRI adalah mitra strategis pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pendidikan nasional. “Kita mendorong guru untuk berubah tapi pemerintah juga (harus) semakin baik memperbaiki layanan pendidikannya sehingga klop, nyambung satu sama lain. Kami mengajak daerah-daerah bersama-sama menyelesaikan permasalahan guru,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Mendikbud yang mendorong kreativitas guru di dalam kelas dan mendorong kemerdekaan belajar. “Jika semua guru bergerak dengan tanggung jawab masing-masing, meningkatkan profesionalisme dan menjaga integritas, memperlakukan siswa setara tanpa perbedaan, menjaga toleransi, menyejukkan Indonesia dengan ketulusan dan kasih sayangnya, yakinlah kita kalau SDM unggul dan Indonesia maju dapat terwujud,” katanya. (Denty Anugrahmawaty/Desliana Maulipaksi)