RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Apakah Anda ingin mengejar impian bekerja di luar negeri, tetapi terjebak dalam penipuan yang merugikan? Penipuan pendidikan berkedok pelatihan kerja di luar negeri semakin marak, menjebak banyak orang dengan janji manis yang berujung pahit. Skema ini tidak hanya menguras kantong Anda, tetapi juga bisa menghancurkan masa depan karier dan merenggut hak Anda sebagai tenaga kerja yang berkompeten.

Janji yang Menipu: Kasus Penipuan di Dunia Pendidikan

Banyak individu, terutama lulusan baru, terpesona dengan tawaran pelatihan kerja di luar negeri yang tampak menjanjikan. Namun, seperti yang dialami oleh seorang mahasiswa bernama Lisa (nama samaran), impian tersebut bisa berakhir dengan kekecewaan. Lisa mendaftar di sebuah lembaga pelatihan yang menjanjikan penempatan kerja di negara maju setelah mengikuti program singkat. Dengan membayar biaya pelatihan yang tinggi, Lisa berharap dapat meningkatkan kariernya.

Namun, setelah mengikuti program, Lisa tidak mendapatkan penempatan kerja yang dijanjikan. Bahkan, lembaga tersebut menghilang, meninggalkan para peserta tanpa informasi jelas dan tanpa sertifikasi yang sah. Kasus ini hanya satu dari ribuan contoh nyata penipuan yang mengincar mereka yang ingin memperbaiki hidup.

Data dan Fakta: Penipuan Pendidikan di Indonesia

Menurut laporan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), lebih dari 30% lembaga yang menawarkan pelatihan kerja di luar negeri ternyata tidak terdaftar secara resmi. Penipuan ini berkembang pesat di era digital, di mana banyak lembaga tidak memiliki reputasi yang jelas. Sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari 40% calon tenaga kerja yang terjebak dalam penipuan ini mengalami kerugian finansial yang signifikan, dan lebih dari 15% di antaranya mengalami dampak psikologis akibat penipuan tersebut.