Makassar, Rakyat News – Bukan Ichsan Yasin Limpo (IYL) namanya jika tak serius menggeluti setiap tanggung jawab yang diembannya. Ia pantang meminjam “tangan” orang lain untuk menyelesaikan haknya.

Selalu ada kegelisahan bila tugas dan tanggungjawabnya tidak berjalan baik. Itu sebabnya, tokoh peduli kemanusiaan di Indonesia versi UNHCR Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tak ingin menyia-nyiakan setiap waktu.

Keseriusan pelopor pertama Perda Pendidikan Gratis di Indonesia ini, tercermin dalam menjalankan kewajiban dan haknya sebagai mahasiswa program doktoral di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kendati disibukkan dengan berbagai aktivitas, terutama niatnya maju mewakafkan diri membangun Sulsel. Namun tak lantas membuat Ichsan menelantarkan tugas lainnya.

Bagi Mr Komitmen, julukan yang sering disematkan oleh banyak pihak yang kagum terhadap pendiriannya “taro ada, taro gau”, apapun yang dijalankan tak boleh dilakukan setengah hati.

Sebab jika setiap pekerjaan dan tanggung jawab dijalankan setengah hati, maka yakin saja hasilnya kurang maksimal. Untuk itulah, mantan Bupati Gowa yang pernah menjadikan Gowa sebagai kabupaten pemerintahan terbaik kedua nasional, selalu bertekad memberikan hasil memuaskan.

Karena salah satu alasan itu, mantan anggota DPRD Sulsel ini tak ingin menyia-nyiakan statusnya sebagai mahasiswa program doktoral di Fakultas Hukum Unhas.

Semenjak tercatat sebagai mahasiswa hingga memasuki fase penyusunan disertasi, Ichsan memberi contoh, bahwa menuntut pendidikan bukan sekadar mengejar gelar semata. Lebih dari itu, bagaimana menggali banyak pengetahuan untuk memberi konstribusi bagi bangsa dan generasi kelak.

Ayah dari Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan ini, mungkin bisa saja “menempuh” jalur mudah untuk mendapatkan status gelar doktor. Tapi lagi-lagi, ia bukan tipikal yang hanya mau mendapatkan sesuatu yang instan.