By. Rudianto Aidid

Menyambut dan merayakan Hari Jadi Kabupaten Jeneponto, Pj. Bupati Jeneponto memprakarsai bermacam event untuk masyarakat Turatea yang membaur mengedapankan tentang kearifan lokal seperti menghadirkan beragam jenis makanan lokal (food), beragam pakaian adat (fation) dan beragam permainan yang bermuatan lokal (fun/Game). Hal ini layak difahami sebagai komitmen dan harapan Pj. Bupati Bapak Junaedi Bakri S.Sos., MH. Karaeng Le’leng yang menginginkan revitalisasi akan kearifan lokal yang dahulu sangat kuat sebagai suatu budaya Bangsa namun kini redup dengan epos disrupsi.

Bapak Pj. Bupati yang notabene adalah generasi Butta Turatea menyadari hal itu dan ingin mengembalikan suasana kebatinan kita semua bahwa budaya adalah sebagai karakter yang harus diperjuangkan kelestariannya. Setelah menyadari itu kemudian akan mungkin terkenang kembali memori kanak-kanak yang kental dengan aktivitas lokal dizaman kita masing-masing. Alih-alih menikmati masa itu justru menghadirkan kerinduan zaman kanak-kanak yang diceritakan dalam suatu kondisi ivent lokal dikekinian. Ini adalah suasana perasaan pribadi yang mungkin juga terjadi pada diri anda dan siapa saja ataupun pada Bapak Penjabat Bupati Kabupaten Jeneponto ketika dalam kebahagiaan suasana itu.

Seiring riuh gembira rakyat Turatea yang berpesta serasa bersambut gayuh beragam tanya yang menjadi beban sehingga layak menjadi perhatian kita semua saat ini utamanya tentang cita-cita dan keinginan luhur tiap pemerintahan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Kita ketahui usianya yang 161 tahun saat ini masih bergelayut di langit Turatea berbagai kesulitan untuk menempatkan Jeneponto dalam kondisi yang stabil.

Dalam hal patronase untuk Sustainable Development Goals (SDGs), indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan suatu daerah ketika memprioritaskan peningkatan ekonomi, peningkatan kehidupan sosial dan peningkatan perlindungan lingkungan yang sampai saat ini kita masih berjuang meniti jalan kesitu.
Kondisi ekonomi kita kala ini di intervensi dilevel lokal dan global, berbagai faktor internal maupun eksternal. Dialektika ekonomi saat ini membahas tentang multi faktor yang melibatkan multi disipliner sehingga tidak semudah melihat akar masalahnya.

Namun kita harus berani memilih dan melihat target yang Ingin dicapai dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yang sebelumnya melalui proses telaah, monitoring dan mencatat secara berkala dan periodik dan akhirnya sampai pada evaluasi.

Tahapan tersebut mesti dilalui jika ingin mengetahui kekurangan dan kelebihan tiap waktu dari suatu aktivitas program sehingga membantu perencanaan yang akurat realistis pada periode selanjutnya. Dengan demikian ketika itu telah dilakukan maka sebenarnya sudah ada arah jalan yang ditetapkan dan harus kita tempuh oleh karena telah menjadi kesepakatan tiap pemangku kebijakan sebagai suatu dokumen perencanaan pembangunan Daerah sebagai root map strategis dan menjadi legalitas formil Peraturan Daerah.

Demikian halnya dengan SDGs pada pembangunan sosial kabupaten Jeneponto, dalam berbagai hal kondisinya juga terkoreksi oleh kondisi ekonomi masyarakat, kemudian status kesehatan dan pendidikan masyarakat secara umum. Namun secara khusus pendidikan masyarakat secara spiritual dapat membantu mengurangi masalah-masalah sosial dan mendukung kesehatan masyarakat.

Memperhatikan hal ini, pada masa sebelumnya telah ada gagasan baik dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk memperhatikan pendidikan spiritual dan memberi peran lembaga pendidikan pesantren yang banyak menghasilkan generasi-generasi Qurani. Bahkan menjadi strategis pembangunan manusia dengan program mencetak 1000 Hafidz/ah di era lalu. Ini baik untuk dilanjutkan oleh karena kekuatan generasi kita dimasa datang adalah seharusnya memiliki ketangguhan – multi power – oleh karena kita berada dalam suatu kondisi yang kadang membingungkan dan begitu serba cepat. Sadar atau tidak saat ini kita telah menghadapi kondisi yang kemudian disebut VUCA condition. Kondisi Apa itu?, Warren Bennis dan Burt Nanus dua orang ilmuan Bisnis dan leadership Amerika telah menganalisa dan hasil temuan tesisnya mendapati suatu kondisi dunia dengan istilah VUCA dari kata volatility, uncertainty, complexity, ambiguity.

Inilah kesimpulan setelah mempelajari kondisi dunia saat ini yang memperlihatkan perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi banyak faktor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan-perubahan dunia ini.

Oleh karenanya untuk menghadapi kondisi seperti tesebut di atas atau keadaan tertentu kita perlu dan membutuhkan kekuatan extra – power full – disamping kekuatan intelektual. Dengan menyatukan seluruh kualitas kecerdasan dan ketajaman insani dari suatu generasi Qurani maka kemampuan untuk mengurai persoalan berat dalam hidup manusia – seperti kondisi tersebut di atas – akan mudah diatasi dan mengambil keputusan dengan kekuatan God Spoot yang berbinar dan memberi bimbingan kepada seseorang – oleh karena intelektual leadership memiliki kekuatan pada emotional Question dan spiritual Question.

Pondasi berikutnya dalam SDGs adalah pembangunan lingkungan adalah salah satu segmen yang telah menjadi masalah urgen setiap kota didunia. Betapa hal ini telah diinstruksikan oleh lembaga dunia PBB dengan program yang dilakukan UNEP kepada semua negara dunia untuk mengelola lingkungan demi kualitas hidup masyarakat. Dalam melaksanakan aktivitas ekonomi dan sosial serta pembangunan lainnya harus memenuhi syarat perlindungan lingkungan sehingga menggunakan segala sumber daya tidak mengeksploitasi serampangan dan kebablasan. Lingkungan adalah aset generasi mendatang.

Jika kita melirik Kabupaten Jeneponto dalam kontek domestik saja seperti sampah, meskipun telah ada beberapa yang telah dilakukan namun sampai saat ini Adipura masih menjadi angan. Ini hal yang perlu ni passamaturuki dari tingkat bawah sampai keatas. Bukan sebagai sekedar perencanaan atau masuk program pemerintah daerah namun menjadi buah keinginan, cita-cita dan dipikirkan bersama untuk mengatasi semrawut pengelolaan lingkungan kita.

Lebih detil lagi kondisi jalan utama kita masih sering dijumpai titik yang dijadikan tempat pembuangan sampah yang bukan pada tempatnya, belum lagi jika masuk kejalan desa dan lingkungan. Keterlibatan masyarakat menjadi pekerjaan bersama untuk membangun kesadaran kolektif tingkat sub based. Kabupaten Jeneponto telah melakukan berbagai program untuk mencapai standar lingkungan tiap kawasan namun kadang terlihat salah satu kawasan industri kita juga belum nampak ada pengelolaan sampah yang baik. Kawasan industri dimanapun semestinya menjadi rujukan kebersihan lingkungan untuk kawasan sekitarnya. Jeneponto memiliki kawasan industri PLTU, PLTB, PLN tersebar lokasinya namun apakah sudah direncanakan sustainable environment nya, harusnya ya. Sehingga dapat berkontribusi membantu pemerintah daerah dalam peningkatan kualitas lingkungan.

Tapi mungkin dijumpai sekitar jalan atau lingkungan sekitar kawasan industry tersebut masih kelihatan beberapa titik keberadaan sampah yang bukan pada tempatnya. Memang ada program bank sampah dan semacanya namun belum efektif membantu mengatasi sampah domestik. Perlu keterlibatan serius semua fihak utamanya leadher dan pemilik industri dapat bersama semua stake holders pemrintah dan masyarakat assamaturu mengintervensi masalah-masalah lingkungan dan mencari solusi yang tepat dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah lingkungan di Kabupaten Jeneponto. Jika masalah ini dapat dikelola dengan baik maka investasi untuk generasi telah ada.
Untuk jangka panjang telah banyak kota dunia yang berhasil menjadikan pengelolaan sampah menjadi industry dan menjadi sumber pendapatan domestiknya.

Dari berbagai issu yang urgen tersebut di atas yuk mari kita mulai sebagai generasi millenial yang cirinya aktiv bergerak karena setiap kita mestinya adalah akselerator di bidangnya. Menjadi peyebab terjadinya proses percepatan yang efektif utamanya pada konteks potensi yang dimiliki sehingga tercapai efisiensi ditataran pelayanan dasar masyarakat yang menjadi tujuan utama suatu Daerah. Oleh karena hal ini yang dapat meningkatkan kesejahteraan sejatinya dibutuhkan kebersamaan yang telah diakomodir dalam suatu konsep kearifan lokal daerah kita yakni assamaturu ri gau sitappa.

Dengan Assamaturu ini kita bersinergi memahami dan melaksanakan secara ikhlas tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan membangun hubungan kerjasama internal yang produktif. Bermitra harmonis antara stake holders untuk menghasilkan manfaat bagi masyarakat Jeneponto. Berkinerja dengan maksud menggunakan tenaga maksimal untuk memberikan hasil tertentu. Kerja tepat dan secepatnya memperlihatkan prestasi oleh karena mesti ada perubahan yang akseleratif yakni perubahan yang sangat cepat terutama pada bidang potensi strategis daerah dalam kerangka root map strategis mengelola potensi dan kearifan lokal.
Merevitalisasi dan mengejawantahkan dalam kehidupan tiap kita untuk akkareso sitappa mencapai ketepatan perencanaan sesuai realiasasi sehingga Ki Minasai Jeneponto ta niaki ri Masunggua. Tak ada yang dapat kuberikan untuk Jenepontoku selain cinta. (*)