Oleh :
Mustaufiq (Dosen Pengajar Institut Turatea Indonesia)

Perhelatan Pemilihan umum pada dasarnya memiliki dampak plus minus bagi perekonomian sebuah bangsa, hal tersebut dapat tergambar dengan meningkatnya konsumsi masyarakat dan lembaga nonprofit rumah tangga. akan tetapi pada sisi lain, hajatan lima tahunan tersebut pun dapat mengoreksi menurunnya investasi sehingga mendorong perlambatan ekonomi akibat adanya pola wait and see oleh investor karena masih tingginya kecemasan atas hasil dari pemilu itu sendiri. Semakin tinggi ketidakpastian terkait hasil sebuah pemilu, semakin besar koreksi investasi, dan semakin dalam pula risiko perlambatan ekonomi. Beberapa prediksi menyatakan bahwa meski 2024 berada pada masa tahun politik namun pertumbuhan ekonomi masih di prediksi mencapai pada angka 4,5 – 5,3 Persen.

Jika merujuk pada pertumbuhan ekonomi Hingga triwulan ke-3 dan 4 tahun 2023, ekonomi nasional secara kumulatif mampu tumbuh 5,05%. Permintaan domestik dan supply tercatat masih kuat. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,9% dan investasi 4,2% sehingga dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024 pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,3%-5,7%, namun menjadi di rentang 5,1%-5,7%. Sehingga Pemerintah dan DPR pun sepakat mematok pertumbuhan ekonomi sesuai asumsi makro APBN 2024 pada level 5,2%. Hal tersebut membawa angin segar bagi seluruh pelaku ekonomi di tanah air.

Pasca pemilu yang berlangsung pada 14 Februari 2024, kondisi stabilitas keamanan dan ketertiban nasional cenderung stabil di seluruh wilayah sehingga dapat meyakinkan pasar global dunia bahwa iklim berinvestasi dan laju pergerakan ekonomi di indonesia memiliki ruang yang luas dan aman. Meski terdapat beberapa titik mengalami sebuah riak namun terlepas dari hal tersebut secara umum memperlihatkan kestabilan. Jika posisi ini dapat di pertahankan hingga pada pengumuman akhir hasil kontestasi politik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pelantikan presiden pada bulan oktober 2024 tahun ini, maka trend positif pertumbuhan ekonomi indonesia hingga akhir tahun akan mengalami trend positif sehingga derajat pembangunan mengalami peningkatan yang baik pula.

Keberlanjutan dan kontinuitas kebijakan fiskal pasca terpilihnya pemimpin baru, memiliki peran penting dalam menjaga stabilatas pembangunan. Sehingga pemerintah pusat dan daerah harus melakukan langkah strategis dan terukur yakni memberikan keyakinan kepada para pelaku ekonomi makro dan mikro bahwa stabilitas harga pasar terjamin, stabilitas keamanan dan ketertiban terwujud, dan iklim investasi di setiap daerah terbuka luas dengan proses perizinan yang mudah dan tepat waktu. Jika hal tersebut dapat di sajikan dengan baik maka prospek pertumbuhan ekonomi dan pembangunan akan berjalan dengan baik pula.

Pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals wajib dilakukan dengan partisipasi masyarakat luas dan pemerintah harus bisa memberikan fasilitas. Masyarakat harus berperan aktif dalam proses pembangunan berkelanjutan. Pemerintah juga bisa menjadi fasilitator pemberdayaan masyarakat dan mampu menampung aspirasi masyarakat. Emil salim mengatakan bahwa “Pembangunan berkelanjutan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia”. Pembangunan yang berkelanjutan pada hakikatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antargenerasi di masa kini maupun masa mendatang. Proses demokrasi yang sudah berjalan melalui pemilihan umum yang berjalan baik saat ini, akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif sehingga mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Terus jaga keamanan dan ketertiban karena episentrum menghadirkan laju ekonomi yang maksimum adalah hadirnya iklim ekonomi yang aman dan stabil. (*)