BANTAENG- Pondok Pesantren Syekh Muhammad Ja’far sukses menggelar kegiatan Pemilihan Ketua Organisasi Kampus (PILKORKAM) dengan menggunakan sistem pemungutan suara, seperti halnya yang dilakukan pada pesta demokrasi 5 tahunan dalam Pemilihan Umum (PEMILU) Sabtu, (18/3/ 2023).

Baca juga: KPU Sulsel Tetapkan Daftar Pemilih Berkelanjutan Periode Agustus Tahun 2022

Fastabikul Khairat merupakan salah satu organisasi kampus yang terdapat dalam lingkup Pondok Pesantren Syekh Muhammad ja’far, yang terletak di Jalan Pendidikan, Kelurahan Banyorang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

Ada pun porsenil yang berkecimpung di dalam organisasi kampus Fastabikul Khairat direkrut dari para santri di tingkatan Madrasah Aliyah (MA), maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari kelas X maupun XI.

PILKORKAM Fastabikul Khairat masa bakti 2023-2024 ini menjadi sangat spesial, karena menggunakan metode miniatur pemilu layaknya PILKADES, PILKADA maupun PILPRES dalam hal ini, panitia dipandu langsung oleh porsenil dari devisi teknis Penyelenggaraan KPU kabupaten Bantaeng, Lukman HS, S.Pd.I., M.Pd. Untuk proses pemilihannya, dilakukan secara demokrasi oleh para warga kampus, baik itu para santri, para guru, dan para pembina Pondok Pesantren Syekh muhammad Ja’far.

“Pelaksanan Pemilihan Ketua Organisasi Kampus PERKOKAM Fastabikul Khairat kali ini yang menggunakan sistem pemungutan suara, seperti halnya yang dilakukan pada pesta demokrasi 5 tahunan dalam PEMILU dan PILKADA,” katanya.

Lanjutnya Ustadz Lukman sapaan akrabnya mengatakan hal ini memberikan warna tersendiri khususnya di Pondok Pesantren Syekh Muhammad Jafar. Maka dari itu cara ini diinisiasi dengan harapan bahwa:

1. Khusus pada pemilih pemula, telah mendapatkan pembelajaran bagaimana proses memberikan hak suara langsung di TPS, yang kurang lebih sama dengan yang akan dilakukan pada Pemilu 14 Februari 2024.

2. Bagi yang terlibat langsung sebagai pelaksana di TPS (tempat pemilihan suara dalam prosesi pemilihan PILKORKAM ini), tentu tidak menutup kemungkinan mereka bisa terlibat sebagai panitia KPPS dalam Pemilu yang sebenarnya di tingkat yang lebih tinggi, karena rata-rata pelaksananya adalah merupakan remaja kelas 12 (sudah berumur 17 Tahun). Dan jika mereka dilibatkan, maka tanpa sadar mereka telah mempraktekkan secara dini, walaupun masih dalam bentuk sederhana, namun pada pelaksanaannya, prosesnya kurang lebih sama.

3. Memberikan pembelajaran tentang bagaimana berdemokrasi secara Langsung, umum, bebas dan Rahasia dengan adanya proses pemungutan suara dan penghitungan suara dengan mengadopsi pola teknis Pemilu, sehingga bagi selaku ketua divisi teknis penyelenggaraan, kegiatan ini diharapkan tidak hanya sekali saja, tetapi dapat dilakukan secara berkesinambungan. Dan dapat menjadi stimulus dan inspirasi bagi sekolah dan pondok pesantren lainnya.

Disisi lain Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Muhammad Ja’far, Hj. St. Hajrah Mattola, M.M. mengatakan kegiatan PILKORKAM ini dilaksanakan pagi sampai siang dengan didampingi langsung oleh para pembina, guru dan dari KPU.

“Kegiatan pemungutan suara yang berlangsung pada Hari Sabtu, 18 Maret 2023 ini dimulai dari pukul 08:30 Pagi hingga pukul 12 siang. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi perhitungan suara yang diawasi langsung oleh para pembina, para guru, utusan dari KPU, beserta para santri,” ujarnya.

Diketahui kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, di mana para bakal calon melakukan pendaftaran diri, membuat poster kampanye, memaparkan visi dan misi, debat kandidat, dan rangkaian persiapan yang menyerupai prosesi pemilihan umum di tingkat yang lebih besar, tentunya di bawah pendampingan dari pengasuh dan para pembina.

Tambahnya Ibu Aji sapaan akrabnya menuturkan pada pemilihan kali ini terdapat tiga pasangan calon dan yang terpilih sebagai ketua ORKAM yaitu nomor urut satu (01) atas nama, Yusri dan Isma.

“Adapun yang terpilih untuk periode masa bakti 2023-2024 ini adalah kandidat dengan nomor urut 1 atas nama Yusri dan Isma, dengan visi, ‘menjadikan ORKAM sebagai organisasi yang menginspirasi dan mampu mengembangkan potensi santri yang berjiwa kreatif, inovatif, dan berperilaku sopan, disiplin dan bertanggung jawab'”, pintahnya.

Untuk diketahui sejarah pembentukan organisasi kampus di lingkup pondok ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 dengan inisiasi oleh Hj. St. Hajrah Mattola, M.M. dan almarhum suaminya, H. Ahmad Tahir S.Ag, M.M yang saat itu juga sebagai pengasuh pondok, dan terus bergulir pergantian setiap tahunnya, sehingga pada angkatan kali ini sudah berada pada angkatan ke-15.