Oleh : SAHANUDDIN DS

Setelah ditetapkan oleh Kemendikbud ristek sebagai Kepala sekolah yang lulus Program Sekolah Penggerak (PSP) UPT SD Negeri 14 Turatea dan telah mengikuti pelatihan secara online Pelatihan Komite Penggerak bersama dua orang guru kelas rendah St Rosmina,S.Pd dan kelas tinggi Ramli,S.Pd.I kepala UPT SD Negeri 14 Turatea Sahanuddin,S.Pd.I.,M.Pd. mengatakan bahwa kehadiran kurikulum merdeka adalah merupakan suatu solusi bagi dunia pendidikan setelah melalui beberapa kurikulum yang dianggap masih belum sempurna, termasuk kurikulum yang paling baru yakni K13 dan kurikulum darurat pada saat pandemi, lebih jauh dijelaskan oleh kepala UPT SD Negeri 14 Turatea yakni apa itu kurikulum merdeka?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah mengeluarkan kebijakan tentang pengembangan Kurikulum Merdeka kepada satuan pendidikan. Lantas apa itu Kurikulum Merdeka Belajar?

Dilansir dari Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.

Melalui kurikulum ini, guru dapat memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat masing-masing peserta didik. Kurikulum Merdeka nantinya akan digunakan untuk seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, Pendidikan Khusus dan Kesetaraan. Namun ada perbedaan dari Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya.

Kurikulum Merdeka menjadi opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kemendikbud Ristek juga akan melakukan pengkajian ulang pada tahun 2024 mendatang.
Namun yang menjadi Tantangan bagi Tenaga pendidik (Guru) adalah masih kurangnya pengetahuan tentang bagaimana implementasi kurikulum merdeka yg belum mengikuti pelatihan sebagai bekal untuk diterapkan di lingkungan sekolah masing-masing,olehnya itu UPT SD Negeri 14 Turatea telah melakukan In House Training (IHT) bagi semua guru di sekolah tersebut selama 8 hari sebagai langkah awal orientasi kurikulum merdeka.