“Saat ini Kementerian PPPA telah berupaya dalam Program Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan (RP3) untuk mendorong tersedianya fasilitas yang sensitif gender dan ramah perempuan di tempat kerja, termasuk ruang laktasi dan pemberian makanan bergizi pada ibu hamil dan menyusui. Selain itu, Pelayanan publik yang ramah anak seperti : Puskesmas Ramah Anak (PRA), Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Sekolah Ramah Anak (SRA), Forum Anak, Pusat Kreativitas Anak (PKA) Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA), Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA)”.

“Kementerian PPPA juga melakukan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan agar perempuan dapat lepas dari kemiskinan melalui berbagai peningkatan kapasitas maupun memfasilitasi terbentuknya jejaring. Di masa pandemi melakukan penyediaan kebutuhan spesifik bagi perempuan dan anak, bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga maupun dunia usaha agar gizi anak tetap terpenuhi”, tambah Menteri Bintang.

“Tidak hanya itu, Pengasuhan anak yang baik juga merupakan kunci utama untuk mencegah stunting. Praktik pengasuhan yang baik memiliki efektifitas tinggi atau peranan yang penting dalam mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal. Ayah sebagai kepala keluarga, harus dapat membangun empati, berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan, mempunyai sikap positif, dan juga mempunyai pengetahuan luas tentang pengasuhan anak yang merupakan tugas utama bagi ayah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan ibu dan anak pada saat proses kehamilan dan menyusui”, imbuh Menteri Bintang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo mengungkapkan, “Stunting menjadi sangat penting, beberapa hal yang yang sudah kita mulai dari BKKBN diantaranya baru saja BKKBN menyelesaikan Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21), sehingga dari PK itu kita dapatkan data keluarga yang beresiko stunting. Kemudian juga, kita mendapatkan data Pasangan Usia Subur (PUS) yang kemudian itu menjadi bagian yang harus mendapatkan pembinaan”, ungkap dokter Hasto.

YouTube player