Komunitas Para Kades Sambangi Warga Miskin
Maros, Rakyat News – Masih banyak warga Kabupaten Maros yang hidupnya sungguh memprihatinkan. Hidup di bawah garis kemiskinan. Tinggal di gubuk reok. Beratap rumbia. Bocor lagi. Bahkan, gubuknya pun nyaris rubuh. Salah satunya. Dg. Udding.
Gubuk yang hanya berukuran 4 x 2 meter itu dihuni Dg. Udding (65) dan Dg. Lumu (60), istrinya.
Gubuk yang ditinggalinya jauh dari kebisingan. Jauh dari keramaian kota. Luput dari jangkauan dan pandangan masyatakat kota. Tepatnya, berada di Dusun Makmur, Desa Bontomanurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Untuk menjangkau gubuk Dg. Udding perlu ekstra hati-hati. Stamina yang cukup. Karena letaknya berada di atas pegunungan dan melewati tebing yang terjal. Sehingga, nyaris luput dari perhatian pemerintah.
Namun, ternyata masih ada yang peduli dengan keberadaan Dg. Udding. Seperti Community para Kades se Kecamatan Tompobulu. Community (Mustahir) dan ketua Komunitas A3 Community Abd Haris (Kades Bontomanai), Khaerul (Kades Bontomatinggi), Suparman (kades Bontosomba), dan Abdul Razak (Kades Pucak) serta Nurdin (Kadus Pattiro Baji), Babinsa Bontosomba.
Rombongan dari dua komunitas ini peduli dengan warga miskin. Menyambangi warga miskin di Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompo bulu, Kabupaten Maros, Sabtu, (19/11/2019).
Didampingi Bhabinkamtibmas Desa Bontosomba, Polsek Tompobulu Ipda Alimuddin. Hadir juga perwakilan dari Polres Maros Ipda Saharuddin, MS.
Sebelum ke lokasi terlebih dahulu berkodinasi dengan Bhabinkamtibmas tetangganya yang dahulu menyambangi warganya yang miskin.
Dari hasil pantauannya itu, terlihat kondisi Dg. Udding sangat memprihatinkan. Hunian yang ditinggalinya bersama istrinya hanyalah gubuk reok.
Abd Haris (Kades Bontomanai) mengatakan, kehidupan mereka sangat mengharukan. Mereka butuh bantuan. Uluran tangan semua pihak. Terkhusus Dinas Sosial guna meringankan beban Daeng Uddin bersama istrinya,
Abd Haris menjelaskan, letak rumah Dg. Udding sangat susah dijangkau. Butuh tenaga karena jalannya sangat menantang. “Kita harus melintasi jalan bebatuan. Sungai dan gunung – gunung serta jurang sepanjang perjalanan untuk sampai ke tujuan.
Menurut Abd. Haris, tujuan kami ingin melihat langsung kehidupan sosial warga agar kami dapat berbuat untuk mereka. “Paling tidak kita ingin ada perubahan dalam kehidupan mereka,” ujar Abd. Haris.
Penulis : Irianto
Editor : Syahrul
Tinggalkan Balasan