Menurut dr. Rini, penelitian ini bukan hanya membuka pemahaman baru tentang radang lambung kronis, tetapi juga memberikan arah baru dalam paradigma pencegahan kanker lambung. Temuan ini menegaskan bahwa gastritis berat tidak selalu berkaitan dengan H. pylori, melainkan juga bisa disebabkan oleh komunitas bakteri lain.

“Kontribusi penelitian ini bagi pengembangan ilmu dan layanan kesehatan di Indonesia cukup signifikan. Temuan ini memberikan gambaran awal bahwa gastritis berat tidak selalu berkaitan dengan H. pylori, tetapi juga dapat melibatkan bakteri lain yang perlu diperhatikan,” ujarnya.

Ia berharap temuan ini membuka pintu kolaborasi penelitian lebih luas, baik dengan pusat riset di Indonesia maupun lembaga internasional. Agenda lanjutan yang direncanakan meliputi penelitian longitudinal untuk memantau evolusi mikrobiota dari fase gastritis hingga prekanker, serta studi strategi pencegahan kanker berbasis analisis mikrobiota.

Penelitian ini juga tercatat sebagai salah satu yang pertama di Indonesia yang memetakan mikrobiota lambung menggunakan pendekatan biologi molekuler, sehingga menyediakan basis data penting untuk riset lanjutan mengenai kesehatan lambung pada populasi Indonesia.

Dengan pengakuan internasional ini, dr. Rini berharap penelitian yang ia rintis dapat menjadi landasan perubahan dalam diagnosis, tata laksana, dan strategi pencegahan penyakit lambung di masa mendatang. (*)

YouTube player