Guru-Guru Makassar Adu Kecerdasan di CCG SMA Islam Athirah
Kolaborasi lintas bidang tampak dalam Tim TAJANG ATI yang digawangi Fadly Afandi, Novian Dwi Cahyo, dan Yenni Rachman, dengan pendekatan humaniora dalam keseharian mengajar. Tim CERIA tampil enerjik bersama Rienda Noor Asysyfa, Ummy Kalsum, dan Adinda Aisyah Nurussyifa, yang menekankan nilai moderasi beragama dan literasi sosial. Sementara Tim SUPAT MACCA diisi oleh guru-guru senior: Erny Junardi, M. Ashar, dan Hj. Juniawati, yang dikenal sebagai mentor lintas generasi.
Menurut Zaid Buri Prahastyo, penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN), kegiatan ini menjadi simbol bahwa pembelajaran bisa dilakukan dalam suasana yang gembira tanpa mengurangi kedalaman materi.
“Ini bukan hanya tentang lomba. Ini tentang merayakan pengetahuan, merayakan refleksi, dan memperlihatkan bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menggembirakan,” ujar Zaid.
Mukhlis Rahmad, Koordinator TPN XII Makassar menambahkan bahwa CCG menciptakan ruang belajar horizontal antar guru yang mendorong dialog dan solidaritas.
“Kegiatan ini membuka ruang belajar horizontal antar guru, mendorong refleksi praktik, dan membangun solidaritas di antara komunitas pendidikan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua KGBN Makassar Alamsyah Alimuddin menekankan pentingnya menjaga semangat belajar yang menyenangkan.
“Guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Tapi belajar tidak harus selalu serius. Di sini, kita menunjukkan bahwa kompetensi bisa tumbuh lewat tawa, dialog, dan kerja tim,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari TPN XII yang mengusung tema “Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim”. Cerdas Cermat Guru menjadi medium untuk menyampaikan pesan penting bahwa pendidikan yang menyenangkan bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat efektif dalam meningkatkan kualitas dan motivasi guru.
Lebih dari sekadar adu cepat dan tepat, ajang ini memantik refleksi mendalam atas peran guru sebagai penggerak iklim belajar yang kolaboratif, sehat, dan berkelanjutan. Format kuis yang sarat interaksi menjadikan CCG bukan hanya tontonan edukatif, tetapi ruang partisipatif yang memperkuat kompetensi dan jejaring guru secara kontekstual. (*)

Tinggalkan Balasan