RAKYAT.NEWS, SITUBONDO – Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi meluncurkan produk “Kopi Red Baderan” yang dihasilkan melalui inovasi teknologi Ohmic, hasil kolaborasi strategis dengan Koperasi Merah Putih di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Peluncuran produk sekaligus penandatanganan perjanjian kerja sama ini berlangsung di kediaman Kepala Desa Baderan, Minggu (22/6). Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan Unhas, perangkat desa, perwakilan petani, dan pengurus koperasi, serta disaksikan secara daring oleh Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Dr. Faudzan Adziman.

Kolaborasi ini diimplementasikan melalui anak usaha Unhas, PT Hadin Agrivisi Internusa, bersama Koperasi Merah Putih Baderan, dengan tujuan memperkuat kualitas dan kapasitas produksi kopi lokal. Teknologi Ohmic menjadi kunci utama dalam mendorong terciptanya kopi premium yang ramah lingkungan dan bernilai tinggi.

Teknologi Ohmic sendiri merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc. dari Unhas. Inovasi ini memungkinkan terciptanya rasa khas kopi luwak tanpa melibatkan hewan luwak, menjadikannya lebih efisien dan berkelanjutan secara ekologis. Diharapkan, penerapan teknologi ini dapat meningkatkan harga jual Kopi Baderan sekaligus mendorong kesejahteraan petani lokal.

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, turut hadir dan menyambut baik kerja sama ini. Ia menilai bahwa sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan dunia usaha merupakan implementasi konkret dari konsep triple helix yang berdampak langsung pada masyarakat.

“Bayangkan, harga satu cangkir kopi luwak di luar negeri bisa mencapai jutaan rupiah. Dengan teknologi ini, masyarakat bisa menikmati cita rasa kopi luwak berkualitas premium tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Kualitasnya setara, bahkan melampaui kopi luwak,” ujarnya.

Bupati juga menekankan potensi besar kopi Baderan sebagai komoditas unggulan daerah. Dengan kapasitas panen mencapai 32 ton per hari di musim panen dan nilai ekonomi yang menembus puluhan miliar rupiah per musim, teknologi Ohmic dinilai bisa menjadi game-changer dalam menaikkan nilai tambah produk serta meningkatkan taraf hidup petani.

Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual Unhas, Asmi Citra Malina, S.Pi., M.Agr., Ph.D, menjelaskan keunggulan teknologi ini.

“Kopi Baderan memiliki keunggulan biji merah (red bean/cherry) yang khas. Dengan teknologi Ohmic, kami ingin harga di tingkat petani meningkat dan mereka lebih sejahtera,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa teknologi Ohmic bekerja dengan menggunakan aliran listrik untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas kopi. Teknologi ini sebelumnya telah sukses diuji coba pada kopi luwak Toraja, dengan skor kualitas mencapai 87 dalam pengujian laboratorium tersertifikasi di Jember—angka yang melampaui standar kopi luwak konvensional yang rata-rata berada di angka 85.

Kepala Desa Baderan, Joni, menyatakan apresiasinya terhadap dukungan dari Unhas dan Koperasi Merah Putih.

“Kami yakin teknologi ini membawa dampak nyata untuk kesejahteraan masyarakat dan membuat Baderan lebih dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas,” katanya.

Melalui peluncuran ini, Universitas Hasanuddin bersama Koperasi Merah Putih Baderan menegaskan optimisme bahwa Kopi Red Baderan akan tampil sebagai produk unggulan daerah, berbasis teknologi, dengan daya saing tinggi di pasar nasional maupun global, sekaligus memperkuat kesejahteraan petani di Situbondo, Jawa Timur. (*)

YouTube player