RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Teater SATU Makassar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Makassar dengan karya pertunjukan yang menggunakan bahasa Bugis klasik berjudul “Galigo, Nawanawana Saweiganding”, berhasil menjadi juara umum pada Festival Teater Berbahasa Daerah Tahun 2024 Se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) yang digelar tanggal 13 hingga 15 Desember 2024, di hotel Four Points By Sheraton Makassar oleh Balai Bahasa Provinsi Sulsel.

Pelaksana Tugas Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulsel Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dewi Pridayanti, dalam sambutan penutupan kegiatan festival pada Sabtu (15/12/2024), antara lain menyampaikan apresiasinya terhadap keseriusan para peserta dalam mengikuti ajang tersebut yang tercermin pada pertunjukan 19 karya yang ditampilkan. Pihaknya menitipkan kepada para pembina ektrakurikuler minat-bakat seni-budaya di sekolah untuk terus menumbuhkan minat dan kebanggan berbahasa daerah di kalangan siswa.

“Bapak Iqbal Najamuddin selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel telah melakukan komunikasi awal dengan pihak Balai Bahasa Provinsi Sulsel untuk dapat bekerja sama mengembangkan program kegiatan yang berskala besar dan meriah se-Sulsel sebagai upaya melestarikan bahasa daerah. Gagasan tersebut kemungkinan akan dilakukan dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sulbar, mengingat wilayah kerja Balai Bahasa Sulsel meliputi provinsi Sulsel dan Sulbar yang menjadi pemangku kepentingan pembinaan sekolah jenjang pendidikan menengah,” ujar Dewi.

Dewan Juri yang diketuai oleh Asia Ramli Prapanca (sastrawan, teaterawan, dan akademisi seni pertunjukan dari Universitas Negeri Makassar) secara teknis menyampaikan kriteria, fokus, dan detail penilaian, yang terdiri atas penilaian terhadap naskah, penyutradaraan, keaktoran, penataan artistik, penataan musik dan penataan cahaya.

Dewan juri yang beranggotakan Bahar Merdhu (maestro teater, sutradara dan penulis naskah), Goenawan Monoharto (aktor, sastrawan, pegiat literasi), Faisal Yunus (aktor, sutradara, dan kepala sekolah), dan Purwhayati (pengamat bahasa dan sastra Balai Bahasa Provinsi Sulsel) menatapkan Teater SATU Makassar sebagai juara I. Sementara juara II hingga VI berturut-turut diraih oleh: SMA Negeri 1 Tinambung, SMK YPP Wonomulio, SMA Negeri 2 Majene, SMA Negeri 2 Jeneponto, dan SMA Negeri 1 Polewali.

Selain memuncaki posisi sebagai penampil terbaik, kelompok Teater SATU Makassar juga meraup 4 (empat) kategori khusus dari 6 (enam) unsur pendukung pertunjukan teater, yakni: naskah/skenario terbaik (Rizky Fasdillah), pemeran wanita terbaik (Andi Nasyah Nayswarah), penata artistik terbaik (Muhammad Afdal Fadli), dan penata musik terbaik (Erwin Sulaiman). Sutradara terbaik dan pemeran pria terbaik diraih oleh Sahabuddin M, S.Pd. M.M. dan Amiruddin Maulana Arsyad dari SMA Negeri 1 Tinambung.

Bahar Merdhu –seniman yang pernah didapuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia sebagai maestro seni teater—, menyampaikan bahwa selain unsur estetika, hal lain yang penting untuk selalu diperhatikan dalam pertunjukan seni, termasuk dalam menyajikan teater, adalah aspek etis dan edukatif terhadap penonton yaitu pesan moral dan nilai luhur yang diekspresikan. Hal-hal yang bersifat mendidik berlandaskan norma dan nilai moral masyarakat dan bangsa Indonesia lewat ekspresi seni-budaya sebagai inspirasi bagi generasi muda dalam membentuk karakter dan budi pekerti.

Kepala SMA Negeri 1 Makassar, Sulihin Musatafa, di tengah arena acara penutupan festival menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi gagasan program yang berupaya pelestarian seni-budaya dan bahasa daerah. “Karenanya, kami langsung mendaftar dan mempersiapkan karya pertunjukan secara serius. Mempersiapkan tim dan memilih sebuah kisah yang bersumber dari warisan budaya sastra dari Sulsel yang telah mendunia dan perlu terus diperkenalkan di kalangan generasi muda kita. Agar tidak hanya sebatas kebanggan, namun juga menjadi sumber inspirasi pertunjukan seni dalam mengasah kecerdasan emosional dan sosial para peserta didik,” pungkas Sulihin.

Adinda Aurelya, salah seorang pemeran karakter We Datu Sengngeng dalam pertunjukan Teater SATU Makassar pada festival tersebut, mengharapkan bahwa kegiatan festival teater berbahasa daerah yang baru pertama kali dilaksanakan tersebut perlu terus digelar. “Kegiatan ini meningkatkan wawasan, kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa daerah dan seni-budaya yang dimiliki oleh bangsa kita,” ungkap remaja putri yang berdarah Bugis dan Jawa tersebut.

YouTube player