Teater SATU Makassar Juara I Festival Teater Se-Sulselbar 2024
Selain memuncaki posisi sebagai penampil terbaik, kelompok Teater SATU Makassar juga meraup 4 (empat) kategori khusus dari 6 (enam) unsur pendukung pertunjukan teater, yakni: naskah/skenario terbaik (Rizky Fasdillah), pemeran wanita terbaik (Andi Nasyah Nayswarah), penata artistik terbaik (Muhammad Afdal Fadli), dan penata musik terbaik (Erwin Sulaiman). Sutradara terbaik dan pemeran pria terbaik diraih oleh Sahabuddin M, S.Pd. M.M. dan Amiruddin Maulana Arsyad dari SMA Negeri 1 Tinambung.
Bahar Merdhu –seniman yang pernah didapuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia sebagai maestro seni teater—, menyampaikan bahwa selain unsur estetika, hal lain yang penting untuk selalu diperhatikan dalam pertunjukan seni, termasuk dalam menyajikan teater, adalah aspek etis dan edukatif terhadap penonton yaitu pesan moral dan nilai luhur yang diekspresikan. Hal-hal yang bersifat mendidik berlandaskan norma dan nilai moral masyarakat dan bangsa Indonesia lewat ekspresi seni-budaya sebagai inspirasi bagi generasi muda dalam membentuk karakter dan budi pekerti.
Kepala SMA Negeri 1 Makassar, Sulihin Musatafa, di tengah arena acara penutupan festival menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi gagasan program yang berupaya pelestarian seni-budaya dan bahasa daerah. “Karenanya, kami langsung mendaftar dan mempersiapkan karya pertunjukan secara serius. Mempersiapkan tim dan memilih sebuah kisah yang bersumber dari warisan budaya sastra dari Sulsel yang telah mendunia dan perlu terus diperkenalkan di kalangan generasi muda kita. Agar tidak hanya sebatas kebanggan, namun juga menjadi sumber inspirasi pertunjukan seni dalam mengasah kecerdasan emosional dan sosial para peserta didik,” pungkas Sulihin.
Adinda Aurelya, salah seorang pemeran karakter We Datu Sengngeng dalam pertunjukan Teater SATU Makassar pada festival tersebut, mengharapkan bahwa kegiatan festival teater berbahasa daerah yang baru pertama kali dilaksanakan tersebut perlu terus digelar. “Kegiatan ini meningkatkan wawasan, kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa daerah dan seni-budaya yang dimiliki oleh bangsa kita,” ungkap remaja putri yang berdarah Bugis dan Jawa tersebut.
Tinggalkan Balasan