RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Di tengah persaingan ketat dunia kerja, banyak orang berusaha mencari cara untuk mendapatkan sertifikat yang dapat meningkatkan peluang karier mereka. Namun, di balik keinginan tersebut, terdapat praktik ilegal yang merugikan—skema jual beli sertifikat. Dalam kondisi ini, banyak individu terjebak dalam penipuan yang dapat mengancam masa depan mereka. Apa saja dokumen yang harus dihindari dalam skema semacam ini, dan bagaimana cara melindungi diri Anda?

Bahaya Tersembunyi di Balik Janji Sertifikat Sempurna

Mengklaim bahwa Anda memiliki sertifikat prestisius dengan biaya murah dalam waktu singkat mungkin tampak menggoda. Namun, menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekitar 15% dari semua sertifikat yang diterbitkan di Indonesia berpotensi merupakan produk dari skema penipuan. Dokumen-dokumen ini bukan hanya tidak sah, tetapi juga dapat merusak reputasi dan karier Anda di masa depan.

Dokumen yang Harus Dihindari dalam Skema Jual Beli Sertifikat

Sertifikat Tanpa Proses Pembelajaran yang Valid

Hindari sertifikat yang diterbitkan tanpa adanya proses pembelajaran atau pelatihan yang jelas. Pastikan ada catatan tentang kursus yang diambil, termasuk durasi dan materi yang diajarkan.

Sertifikat dengan Desain Tidak Profesional

Sertifikat yang terlihat murahan atau menggunakan desain yang tidak profesional sering kali menjadi indikator bahwa lembaga tersebut tidak kredibel. Lembaga yang sah biasanya memiliki format dan desain sertifikat yang konsisten dan profesional.
Dokumen yang Tidak Memiliki Tanda Tangan Resmi

Sertifikat yang tidak memiliki tanda tangan atau stempel resmi dari lembaga yang menerbitkannya patut dicurigai. Tanda tangan dan stempel adalah bukti bahwa sertifikat tersebut sah dan diakui.

Sertifikat yang Menawarkan Penempatan Kerja Otomatis

Waspadai tawaran yang menjanjikan penempatan kerja otomatis setelah menerima sertifikat. Ini sering kali merupakan trik untuk menarik calon peserta agar membeli sertifikat tanpa melalui proses pelatihan yang benar.

YouTube player