Kuliah Umum Kalla Institute Bahas Peluang Merintis Bisnis
MAKASSAR – Program Studi Kewirausahaan Kalla Institute mengadakan Kuliah Umum dengan topik “Building Innovative and Ethical Business”.
Acara itu dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Kalla Institute, Akmal Idrus SH, yang juga merupakan Founder & CEO Rappo Upcycle, Kaprodi Kewirausahaan, dosen, dan mahasiswa Kalla Institute.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Sukardi Weda, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Kalla Institute, mengungkapkan pentingnya kesempatan ini bagi mahasiswa Kalla Institute untuk mempelajari berbagai hal terutama dalam merintis bisnis.
Beliau menggarisbawahi bahwa mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa harus memiliki pemahaman yang baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Salah satu pembicara pada acara ini adalah Akmal Idrus, seorang presenter dan pendiri Rappo Upcycle. Dalam presentasinya, Akmal Idrus memulai dengan pertanyaan, “Apa itu sustainable business?”.
Ia memberikan penjelasan terperinci bahwa sustainable business adalah jenis bisnis yang memberikan manfaat baik secara jangka pendek maupun jangka panjang dan berkelanjutan, bukan hanya pada saat tertentu saja.
“Sebuah bisnis dapat dikatakan berkelanjutan jika perusahaan mampu mencapai tujuan bisnisnya, meningkatkan nilai dalam jangka waktu yang panjang, serta menjaga konsistensi terhadap apa yang telah dicapai. Ia juga menekankan bahwa sebuah bisnis berkelanjutan harus mengelola bisnisnya berdasarkan tiga unsur yang dikenal sebagai 3P atau Konsep Triple Bottom Line, yaitu People, Planet, dan Profit,” ungkapnya.
Dalam hal People, Akmal Idrus menjelaskan pentingnya perusahaan memberikan manfaat dan keuntungan kepada pekerja, buruh, dan masyarakat secara keseluruhan.
Ia menekankan bahwa perusahaan harus peduli terhadap individu yang berperan penting dalam bisnisnya, dan bukan hanya fokus pada mencari keuntungan semata.
Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan adalah memberikan upah yang adil, menerapkan sistem kerja yang manusiawi, memberdayakan karyawan dengan mengajarkan keterampilan baru, dan lain sebagainya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan