JAKARTA, RAKYAT NEWS – Ingin memiliki anak yang cerdas dan unggul? Hal ini sudah bisa Bunda upayakan sejak dalam kandungan. Caranya dengan konsisten menjaga asupan makanan tetap sehat.

Mencegah stunting atau gagal tumbuh harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak. Itu artinya, Bunda sudah harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan. Stunting dapat terjadi sejak kehamilan jika terjadi hambatan pertumbuhan pada janin dalam kandungan.

Pastikan asupan makanan ibu hamil tercukupi agar janin berkembang dengan baik. Apabila asupan makanan ibu cukup dan tidak ada penyulit lain, umumnya janin akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecukupan asupan makanan ini, nantinya dapat dilihat dengan pertambahan berat janin yang sesuai dengan usia kehamilan.

Usahakan agar ibu hamil cukup mengonsumsi makronutrien seperti, karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam hal ini, utamakan agar ibu hamil mendapat protein hewani. Diimbangi juga dengan mengomsumsi mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah dan sayuran.

Pencegahan stunting kemudian berlanjut ke periode menyusui. Bunda harus mengerti tentang cara pemberian ASI yang benar, agar anak tidak mengalami kurang gizi khususnya gizi buruk. Dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI yang benar untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Apa itu stunting?

Stunting merupakan kondisi anak gagal tumbuh, baik fisik maupun otaknya. Stunting dihubungkan dengan malnutrisi dan infeksi kronis (non endokrin). Oleh karena itu, perlu ditekankan bahwa stunting merupakan bagian dari perawakan pendek. Namun ingat, tidak semua perawakan pendek adalah stunting, Bunda. Perawakan pendek sendiri dapat disebabkan oleh kondisi patologis atau non patologis.

Ciri-ciri anak stunting

Stunting terjadi karena anak mengalami malnutrisi kronis, sehingga ciri-ciri utamanya anak terlihat lebih pendek dibanding dengan anakseusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain itu, anak juga akan terlihat lebih kurus karena