Jakarta, Rakyat News  – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  Erick Thohir mengungkapkan perbedaan perusahaan pelat merah di Indonesia dan luar negeri. Perbedaan mendasar terlihat peran BUMN yang menjadi pondasi dan platform terhadap layangan publik dan dukungan terhadap usaha ultra mikro.

“Yang menarik, bahwa ketergantungan daripada layanan publik dan dukungan kepada ultra mikro dan orang miskin di Indonesia termasuk UKM itu BUMN jadi pondasi dan platform untuk pendukungnya,” ujar Erick dalam diskusi virtual, Minggu (16/8/2020).

Erick mencontohkan, peran BUMN dalam situasi sulit akibat Pandemi Covid-19 di mana banyak pelaku UKM yang terkena dampak. Namun, karena hubungan erat antara BUMN dengan UKM dapat membantu pengusaha kecil di tengah situasi sulit.

“Kita bisa lihat bagaimana Bank Mandiri, walaupun dia bank korporasi tetapi teta membantu UKM. kalau kita bicara BRI tidak usah dibicarakan sudah pasti jelas. PNM (Permodalan Nasional Madani) dengan ultra mikronya dengan program daripada Mekaar UMInya, dimana ibu-ibu tanpa agunan diberikan bantuan Rp2 sampai Rp10 juta. Tentu ini yang membedakan dengan negara-negara lain,” kata dia.

Selain itu, Erick menyebut BUMN banyak sekali mendapat penugasan-penugasan yang diberikan oleh pemerintah. Di sisi lain, BUMN juga harus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kementerian lain dalam melakukan tugasnya.

“Hal-hal ini tidak lain bagaimana kita masih kan dalam kondisi saat ini pun BUMN tidak diam tapi memastikan bahwa strategis nasional kita dukung, kita percepat, di luar proyek-proyek BUMN sendiri yang sudah berjalan. Misalnya, B30, Petrokimia, supaya kita bisa proteksi daripada supply chain,” ucapnya.

Sumber : Okezone