Makassar, Matasilsel – Gerakan Pramuka gugus depan 09.075-09.076, Ambalan Hidayatullah melaksanakan kegiatan seminar kepemudaan, di Pondok Pesantren Darunnajah Botong, Kec. Bungaya, Kab. Gowa, Sabtu (11/1/2020).

Adapun tema seminar yang dibahas pada kali ini, yaitu Generasi Milenial dan Tantangannya.

Ketua Panitia, Andi Hidayatullah, S.E. yang ditemui di sela-sela acara mengungkapkan bahwa seminar kepemudaan bertujuan untuk memberikan edukasi, refleksi, dan juga evaluasi dari perspektif kepemudaan, khususnya generasi muda milenial.

“Tentunya kami telah menjembatani agar dapat melaksanakan kegiatan seminar kepemudaan ini. Alhamdulillah, peserta seminar sangat antusias dan dihadiri dari berbagai kalangan. Meskipun cuaca di awal kegiatan tidak kondusif karena hujan, tetapi semangat para pemuda terus menggelora untuk melaksanakan kegiatan ini,” ungkap pria yang juga saat ini lagi studi S2 di Universitas Negeri Malang.

Dalam seminar ini dihadirkan dua narasumber utama, yaitu AKP. Muh. Ramli, S.Sos., M.Si. dan Dedi Gunawan Saputra. Selain itu, dihadirkan pula Syukran, Bintang Radio Sulsel 2019 yang menampilkan musik akustik untuk menghibur peserta seminar.

Narasumber pertama, AKP. Muh. Ramli, S.Sos., M.Si. mengungkapkan bahwa ada banyak tantangan pemuda hari ini yang harus kita hadapi dan dengan rangkaian proses pencegahan lebih dini.

“Salah satu tantangan pemuda kita adalah pergaulan bebas dan narkotika. Hal ini harus dicegah agar kita tidak ikut-ikutan dalam pergaulan bebas dan narkotika. Ini membahayakan masa depan kita nantinya,” ujar Kepala Logistik Sat. Brimob Polda Sulsel.

Narasumber kedua, Dedi Gunawan Saputra membahas Problematika Pemuda di Era 4.0. Dedi memaparkan bahwa problematik pemuda saat ini, khususnya di era 4.0, yaitu pemuda kehilangan identitas dan karakter kepribadian.

“Identitas kita sebagai pemuda dan karakter kepribadian ini masih minim, sehingga menimbulkan problematika di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, tantangan dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih harus dibarengi dengan pondasi keagamaan dan budaya yang harus kuat agar kita mampu menghadapi itu semua,” ungkap Ketua Badan Hubungan Antarlembaga GENETIKA Pusat dan Founder KOMPAK ini.