Makassar, Rakyat News – Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Timur (UIT), melaksanakan ujian dan yudisium bagi 6 alumni barunya, Senin 5 Agustus 2019, bertempat di Ruang Ujian Psikologi, Kampus 1 UIT Rappocini Raya Kota Makassar.

Dekan Fakultas Psikologi UIT, Prof. Dr. H. Syamsul Bachri, M.Si. menyebutkan ujian skripsi sudah kembali dilakukan pasca keluarnya hasil akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), fakultas yang dipimpinnya.

Prof. Syamsul Bachri, mengungkapkan periode penerimaan mahasiswa baru UIT 2019, daya tampung mahasiswa untuk fakultas psikologi UIT sekira 60 orang mahasiswa baru.

“Saat UIT menjalani sanksi banyak konsekuensi yang kami harus tanggung, diantaranya mahasiswa menjadi gelisah karena tidak bisa yudisium,” tetapi sekarang kami sudah bisa melaksanakan ujian dan yudisium alumni kami, sesuai ketentuan Kemenristek Dikti.

Ketua Program Studi (Prodi) Psikologi UIT, Munaing, S.Psi. M.Si. mengatakan, “Sejumlah mahasiswa kami, juga yang hari ini menjalani ujian menunjukkan komitmen untuk terus menjalani pendidikan di UIT, hingga akhirnya mereka bisa diyudisium,” ujarnya.
“Setelah ujian skripsi dan telah menyandang gelar sarjana psikologi, tentunya tantangan dan tanggungjawab kedepan lebih banyak lagi,” ujarnya, di hadapan keenam mahasiswa yang baru saja menjalani ujian akhir itu.

Baik Dekan maupun Kaprodi Psikologi UIT itu, menegaskan agar semua alumni menerapkan pengetahuan yang telah diterimanya, serta betul-betul melayani masyarakat sesuai kompetensi keilmuan yang dimilikinya. “Kita berkewajiban menjaga citra almamater setelah menyandang gelar sarjana,” ujar Prof. Syamsul Bachri.

Salah seorang alumni yang diyudisium Annisa Desyana, mengatakan “Yudisium yang digelar dan saya jalani memberikan kepuasan tersendiri bagi saya dan keluarga,” ujarnya. Hal tersebut dikarenakan rumor yang terus berkembang melalui berbagai informasi, bahwa UIT tidak bisa meyudisium.
Pekerja media di iRadio Makassar itu juga menyebutkan dengan menjalani studi pada Psikologi UIT, dirinya telah memberikan kontribusi langsung pada pekerjaan yang digelutinya. “Saya sudah menerapkan pada pekerjaaan saya sehari-hari, yang secara personal membutuhkan pendekatan psikologi melalui komunikasi,” ujarnya.