Mahasiswa KKN Unhas di Desa Seppang Gelar Pelatihan Eco-Enzim, Dorong Masyarakat Kelola Limbah Organik Mandiri
RAKYAT.NEWS, BULUKUMBA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tengah melaksanakan program pengabdian di Desa Seppang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menggelar kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan serta Pemanfaatan Eco-Enzim untuk Lingkungan Sehat dan Berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program kerja tematik yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan.
Bertempat di Balai Desa Seppang pada Sabtu (8/8/2025), pelatihan tersebut mendapat antusiasme tinggi dari warga, khususnya ibu rumah tangga dan kelompok tani Desa Seppang.
Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa eco-enzim merupakan cairan serbaguna hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, gula, dan air.
Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair, pembersih rumah tangga alami, hingga pengusir hama tanaman, sehingga menawarkan solusi ekologis yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Koordinator Mahasiswa KKN di Desa Seppang, Fajar Gustiawan Akhmad, mengatakan pelatihan ini dirancang sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa terhadap upaya pelestarian lingkungan, sekaligus mengedukasi warga desa agar lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangga.
“Kami melihat potensi limbah organik rumah tangga di desa ini cukup besar. Sayangnya, sebagian besar masih dibuang begitu saja. Melalui pelatihan eco-enzim ini, kami ingin mengubah limbah menjadi berkah,” ujarnya.
Dalam sesi pelatihan, peserta diperkenalkan pada teori dasar tentang proses fermentasi dan manfaat jangka panjang dari penggunaan eco-enzim.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan eco-enzim secara berkelompok.
Mahasiswa menyediakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, serta membagikan modul sederhana agar peserta dapat melanjutkan produksi secara mandiri di rumah.
Salah satu peserta pelatihan, Zainuddin, mengaku senang dapat mempelajari cara mengolah limbah dapur menjadi produk bermanfaat.
“Ternyata mudah sekali. Ini bisa kami praktikkan sendiri, tidak perlu beli bahan kimia mahal. Selain hemat, juga ramah lingkungan,” tuturnya.
Ia berharap pelatihan serupa rutin dilakukan agar warga semakin kreatif dan sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Program ini juga menjadi bagian dari pendekatan pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa KKN, yang tidak hanya menerapkan ilmu dari bangku kuliah, tetapi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat serta mengenali persoalan nyata di lapangan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar memahami dinamika sosial, budaya lokal, dan cara menyampaikan pesan edukatif yang dapat diterima serta dipraktikkan warga.
Lebih dari itu, sosialisasi dan pelatihan eco-enzim ini memperlihatkan sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat lokal dalam mendorong perubahan pola hidup yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Dengan menjadikan limbah sebagai sumber daya, warga Desa Seppang mulai menyadari bahwa menjaga alam tidak selalu memerlukan teknologi canggih, melainkan cukup dengan pengetahuan tepat, semangat gotong royong, dan kemauan untuk berubah.
Dengan semangat tersebut, mahasiswa KKN Unhas berharap inisiatif yang mereka jalankan di Desa Seppang dapat menjadi model inspiratif bagi desa lain.
Mereka meyakini keberlanjutan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau akademisi, tetapi tugas bersama yang dimulai dari rumah, dapur, dan tangan-tangan sederhana warga desa. (*)








Tinggalkan Balasan