Di penghujung sesi, Najelaa menyampaikan pentingnya membangun kolaborasi lintas sektor demi menciptakan iklim pendidikan yang sehat dan inklusif.

“Murid-murid kita hidup dalam konteksnya, maka di TPN ini kita bicara Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim itu tidak ditentukan oleh satu dua orang, sama seperti udara, sama seperti cuaca, yang menentukan bukan satu dua orang, bukan satu dua faktor, (melainkan) ditentukan oleh kolaborasi semua dari kita,” paparnya.

Ia menegaskan, banyak masalah pendidikan di ruang kelas bukan sepenuhnya tanggung jawab guru atau murid, melainkan hasil dari iklim dan sistem yang telah terbentuk selama puluhan tahun.

“Maka harapan saya, tugas utama sebagai guru, sebagai penumbuh, adalah juga menumbuhkan jaringan, menumbuhkan kolaborasi, menguatkan kerjasama dengan siapapun. Dengan organisasi-organisasi profesi, dengan orang tua, dengan pedagang UMKM, dengan penggerak lingkungan hidup,” kata Najelaa.

Ia juga menitip pesan khusus kepada pemerintah daerah agar melihat pendidikan secara menyeluruh, tidak terbatas hanya pada Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama.

“Titip harapan juga agar organisasi perangkat daerah (OPD), tidak hanya disdik, tidak hanya kanwil agama, tapi semua bagian dari pemerintahan melihat bahwa pendidikan itu hulu dan hilirnya banyak masalah,” tutupnya.

Kegiatan Temu Pendidik Nusantara XII Daerah akan berlangsung hingga 20 Juli, sementara puncak acara nasional akan digelar pada 11–12 Oktober 2025 di Jakarta.

TPN merupakan forum tahunan yang menjadi kulminasi dari perjalanan guru belajar sepanjang tahun. Forum ini menyatukan berbagai aktivitas pengembangan diri guru dalam ruang belajar, berkarya, dan berkarier yang difasilitasi oleh Guru Belajar Foundation. Informasi lebih lanjut mengenai rangkaian kegiatan TPN dapat diakses melalui situs resmi tpn.gurubelajar.org. (*)

YouTube player