Hotel Unhas Gelar Lomba Menulis Aksara Lontarak, Dorong Pelestarian Budaya Lokal
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Upaya pelestarian budaya lokal kembali digaungkan melalui penyelenggaraan Lomba Menulis Aksara Lontarak yang digelar oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) Hotel and Convention, Jumat (30/5/2025).
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Hotel Unhas dalam mendukung keberlangsungan bahasa dan aksara daerah, khususnya Lontarak yang menjadi warisan penting etnis Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.
Mengusung tema “Merajut Lestari, Menjaga Tradisi”, lomba ini diikuti oleh 40 peserta dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang berasal dari berbagai daerah, antara lain Makassar, Gowa, Maros, dan Parepare.
Para peserta diuji kemampuannya dalam menulis aksara Lontarak dengan benar dan rapi, sebagai bagian dari edukasi dan promosi budaya lokal di kalangan generasi muda.
Direktur Hotel Unhas, Budi Arto, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap perkembangan budaya Sulawesi Selatan.
Ia juga menekankan bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjadi tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga sektor swasta, termasuk industri perhotelan.
“Pelestarian budaya adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku industri perhotelan. Kami merancang kegiatan ini sebagai agenda tahunan, sebagai bentuk kontribusi kami terhadap pelestarian budaya,” ujar Budi.
Sebagai salah satu unit bisnis di bawah PT Hadin Metavisi Akademika—holding yang dimiliki sepenuhnya oleh Universitas Hasanuddin—Hotel Unhas menyeimbangkan orientasi profit dengan nilai-nilai edukasi.
Program lomba menulis ini dirancang sebagai bentuk pendekatan kolaboratif antara dunia usaha dan dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Aksara Lontarak sendiri merupakan sistem tulisan tradisional yang pernah digunakan secara luas oleh masyarakat Bugis dan Makassar dalam kehidupan sehari-hari.
Meski kini penggunaannya menurun akibat gempuran era digital dan globalisasi, berbagai pihak terus berupaya menjadikannya muatan lokal di sekolah serta menggelar kegiatan literasi budaya untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap aksara ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan