RAKYAT NEWS, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru menemukan hubungan antara tingkat kesepian dengan risiko stroke.

Menurut peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Yenee Soh, kesepian saat ini dianggap sebagai masalah kesehatan publik yang penting.

Kesepian yang kronis dapat meningkatkan risiko terkena stroke, sebuah kondisi yang berbahaya dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Dalam penelitian ini, orang yang merasa kesepian memiliki risiko stroke 25 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merasa kesepian.

Studi ini menggunakan data dari Health and Retirement Study (HRS) dari tahun 2006 hingga 2018 yang melibatkan 12.161 peserta. Peneliti mengamati hubungan antara perubahan tingkat kesepian dan kejadian stroke dari waktu ke waktu.

Tingkat kesepian diukur dengan menggunakan skala Revised UCLA Loneliness yang dibagi menjadi dua periode, yaitu 2006-2008 dan 2010-2012.

Berdasarkan skala ini, peserta dibagi menjadi empat kategori tingkat kesepian, yaitu consistently low (rendah di kedua periode), remitting (tinggi di awal dan kemudian menurun), recent onset (rendah di awal kemudian meningkat), dan consistently high (tinggi di kedua periode).

Dari peserta yang diteliti, terdapat 1.237 yang mengalami stroke. Mereka yang termasuk dalam kategori consistently high memiliki risiko terkena stroke paling tinggi, meskipun setelah memperhitungkan faktor lain seperti usia, gaya hidup, dan tekanan darah.

Orang yang masuk dalam kategori consistently high memiliki risiko stroke 56 persen lebih tinggi daripada mereka yang termasuk dalam kategori consistently low. Hal ini menegaskan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan.

“Penilaian kesepian yang berulang dapat membantu mengidentifikasi mereka yang kesepian kronis dan karenanya berisiko lebih tinggi terkena stroke,” kata Soh.

YouTube player