RAKYAT NEWS, JAKARTA – Sebuah penelitian dari University of Texas mengungkapkan bahwa limbah batu bara memiliki potensi untuk mengandung unsur logam tanah jarang yang dapat digunakan sebagai sumber energi bersih.

Unsur logam tanah jarang seperti skandium, neodymium, dan yttrium penting untuk teknologi energi bersih seperti panel surya, baterai, magnet, dan turbin angin karena mereka terdapat di inti Bumi.

Penelitian yang dilakukan pada abu batu bara dari pembangkit listrik di Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat sekitar 11 juta ton unsur tanah jarang.

“(Temuan) ini menawarkan potensi sumber unsur tanah jarang domestik yang sangat besar tanpa perlu penambangan baru,” ungkap peneliti Jackson School of Geosciences Bridget Scanlon dalam keterangannya, Senin (9/12/2024).

“Pada dasarnya, kami mencoba menutup siklus, dan menggunakan limbah serta memulihkan sumber daya dalam limbah,” imbuh dia.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar 70 persen abu batu bara yang dihasilkan dari tahun 1985-2021 dapat didaur ulang, dengan total 1.873 juta ton limbah batu bara yang disimpan di tempat pembuangan akhir atau kolam.

“Abu batu bara mengandung unsur tanah jarang dalam kadar yang berbeda-beda, tergantung dari tempat asalnya. Tempat asal juga memengaruhi seberapa banyak unsur tanah jarang yang dapat diekstraksi,” kata para peneliti.

Contohnya, abu batu bara dari Appalachian Basin memiliki kandungan unsur tanah jarang tertinggi dengan rata-rata 431 miligram per kilogram, namun hanya sekitar 30 persen yang dapat diekstraksi.

Sementara batu bara dari Powder River Basin memiliki kandungan unsur tanah jarang rata-rata terendah yaitu 264 miligram per kilogram namun dapat diekstraksi hingga 70 persen.

Scanlon menjelaskan bahwa data awal dari studi ini dapat membantu mendorong pengembangan pasar untuk abu batu bara sebagai sumber daya. Meskipun demikian, eksperimen ekstraksi unsur tanah jarang masih terbatas.