RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melalui Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (NAPPZA), telah mengadakan acara sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan Obat dan NAPPZA bagi para siswa SMA/SMK/Sederajat di Jakarta. Acara yang diikuti oleh 13 perwakilan sekolah ini memiliki tema “Generasi Muda Sehat Bebas Penyalahgunaan Obat dan NAPPZA menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” pada Kamis (21/11/2024).

Penyalahgunaan NAPPZA semakin marak bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga menjangkau kota-kota kecil di seluruh Indonesia, melibatkan berbagai lapisan sosial ekonomi. Survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 mengungkapkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan NAPPZA di kelompok usia 15–24 tahun.

Deputi Bidang Pengawasan Obat dan NAPPZA, Rita Mahyona, dalam kata sambutannya memberitahu bahwa Indonesia menghadapi masalah peningkatan perokok aktif, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini mengancam kesehatan dan masa depan bangsa. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan diperkirakan ada 70 juta perokok aktif di Indonesia, di antaranya 7,4% adalah anak-anak dan remaja usia 10-18 tahun.

“Jumlah ini menempatkan Indonesia dalam posisi ketiga terbesar jumlah perokok terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, semakin banyak perokok dari kalangan anak dan remaja,” jelasnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, BPOM aktif mengadakan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang obat dan makanan langsung maupun lewat media sosial. KIE bertujuan memberikan pengetahuan tentang obat kepada masyarakat agar mereka menjadi konsumen yang cerdas, mampu memilih dan mengonsumsi obat yang aman dan berkualitas serta melindungi diri dari penyalahgunaan obat dan NAPPZA, termasuk rokok.