Tidak semua sertifikasi diakui secara global. Dalam sektor seperti pariwisata dan perhotelan, memiliki sertifikasi internasional sangat penting jika Anda ingin bekerja di luar negeri. Pastikan program yang Anda ambil memberikan sertifikat yang diakui di industri global.

4. Bagaimana Prospek Kerja Setelah Lulus?

Lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga harus membantu lulusannya dalam mendapatkan pekerjaan. Tanyakan statistik penempatan kerja. Misalnya, Baraka Academy mencatat bahwa lebih dari 85% lulusannya berhasil mendapatkan pekerjaan di luar negeri dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah lulus, sebuah pencapaian yang sangat signifikan.

5. Apakah Ada Program Magang atau Penempatan Kerja?

Pengalaman magang di dunia nyata memberikan nilai tambah yang besar pada CV Anda. Banyak perusahaan internasional lebih memilih calon karyawan yang sudah memiliki pengalaman langsung. Pastikan lembaga yang Anda pilih memiliki program magang atau penempatan kerja dengan perusahaan-perusahaan terpercaya.

6. Seberapa Kompeten dan Berpengalaman Pengajar di Lembaga Ini?

Guru dan pengajar adalah aset utama lembaga pendidikan. Apakah mereka memiliki pengalaman industri yang relevan? Sebuah laporan dari UNESCO menunjukkan bahwa lembaga dengan pengajar yang memiliki pengalaman industri secara langsung lebih mungkin untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja.

7. Apakah Lembaga Ini Transparan dalam Biaya dan Pembayaran?

Biaya pendidikan bisa menjadi jebakan jika tidak dijelaskan dengan transparan. Ada banyak lembaga yang menarik biaya tambahan di tengah jalan, sehingga biaya yang harus Anda keluarkan membengkak. Pastikan Anda mengetahui semua biaya yang akan dikeluarkan sebelum Anda mendaftar.

Mengapa Banyak Lulusan Sulit Mendapatkan Pekerjaan?

Sebuah studi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa 40% lulusan dari lembaga pendidikan non-akreditasi di Indonesia mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, terutama di sektor formal dan internasional. Masalah ini sering kali diakibatkan oleh kurangnya pengakuan sertifikasi serta lemahnya program pengembangan keterampilan.