RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Apakah Anda yakin lembaga pendidikan yang Anda pilih aman? Jangan sampai tertipu oleh janji-janji manis! Faktanya, banyak lembaga pendidikan yang hanya berfungsi sebagai kedok untuk penipuan, menjerat para calon peserta dengan iming-iming sertifikat internasional dan penyaluran kerja di luar negeri. Lembaga-lembaga ini sering kali meminta biaya tinggi tanpa memberikan pendidikan atau pelatihan yang sepadan, bahkan ada yang terlibat dalam kasus perdagangan manusia.

Data menunjukkan bahwa penipuan berkedok pendidikan kian marak di Indonesia, terutama di bidang perhotelan, pariwisata, dan sektor kejuruan lainnya yang menjanjikan karier internasional. Penipuan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menghancurkan impian ribuan orang yang ingin membangun karier mereka.

Fakta: Maraknya Penipuan Pendidikan di Indonesia

Pertumbuhan Lembaga Pendidikan Non-Formal yang Tidak Terakreditasi

Seiring dengan meningkatnya permintaan akan pelatihan profesional di bidang perhotelan dan pariwisata, lembaga pendidikan non-formal yang tidak terakreditasi semakin menjamur. Menurut laporan dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non-Formal (BAN-PNF), lebih dari 30% lembaga pelatihan di Indonesia tidak memiliki izin resmi atau akreditasi. Lembaga-lembaga ini sering kali menjanjikan sertifikat internasional dan pekerjaan di luar negeri, tetapi pada akhirnya hanya menjadi jebakan yang merugikan peserta.

Janji Sertifikasi dan Penyaluran Kerja Palsu

Salah satu modus yang paling sering digunakan oleh lembaga pendidikan palsu adalah menawarkan sertifikat yang “diakui secara internasional” serta penyaluran kerja ke luar negeri. Namun, sertifikasi ini sering kali tidak diakui oleh industri global, dan proses penyaluran kerja tidak pernah terjadi. Menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja, lebih dari 5.000 orang menjadi korban penipuan penyaluran kerja setiap tahunnya.

Biaya Tinggi tanpa Kejelasan Program