MAKASSAR – Project final kelas Internet Of Things (IoT) Prodi Sistem Informasi Kalla Institute, mengajak mahasiswa untuk membuat sebuah inovasi. Kelas Internet of Things merupakan salah satu mata kuliah pilihan bagi mahasiswa prodi Sistem Informasi semeseter 6. Mata kuliah IoT menjadi pilihan bagi berbagai jurusan IT di beberapa kampus dikarenakan IoT kini menjadi teknologi yang banyak dibutuhakan terutama pada dunia Industri.

Baca Juga : UNICEF Indonesia Bersama Jenewa Madani jadi Pilot Project Lutra

Secara umum, IoT adalah sebuah konsep dimana suatu objek ditanamkan dengan teknologi-teknologi seperti sensor dan software dengan tujuan berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain saat masih terhubung ke internet.

IoT erat kaitannya dengan istilah machine-to-machine atau M2M. Semua alat dengan kemampuan komunikasi M2M sering disebut perangkat cerdas atau smart devices. Perangkat cerdas itu dimaksudkan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Ketua project yang juga mahasiswa prodi sistem informasi, Arman mengatakan, kegiatan ini menantang dan menyenangkan.

“Pada project final kali ini menurut kami sangat menantang karena mengharuskan kami untuk menganalisis kebutuhan sensor dalam perawatan tanaman sekaligus pembuatan prototypenya selama 1 minggu. Setelah itu kami harus mempresentasikan serta mendemonstrasikannya,” jelasnya.

Pada kelas IoT itu mahasiswa dibekali pemahaman tentang dasar-dasar IoT dimulai dari kebutuhan pada setiap layer-layer IoT. Seperti kebutuhan hardware mikrokontroler, sensor atau aktuator, layer koneksi atau gatewey, hingga kebutuhan layer Aplikasi untuk menampilkan hasil pembacaan sensor.

Mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti perkuliahan karena dapat langsung melakukan praktik pembuatan perangkat IoT. Project Smart Graden yang dibuat menerapkan tiga buah sensor yaitu sensor kelembapan, sensor hujan dan sensor suhu.

Perangkat yang dibuat akan mendeteksi kebutuhan air pada tanaman yang akan ditampilkan pada aplikasi website menggunakan webserver adafruit , jika kelembapan tanah berkurang maka pompa air akan otomatis menyiram tanaman, namun juga dapat dilakukan penyiraman secara manual dengan tombol yang disediakan pada aplikasi.

Dosen pengampu matakuliah itu Muhammad Syafaat menjelaskan bahwa dengan perangkat Smart Garden para petani ataupun petugas taman dapat memonitoring dan mengontrol kebutuhan air tanaman dimanapun dan kapanpun.

“Saya berharap mahasiswa pada kelas ini dapat memahami secara mendasar teknologi IoT sehingga mereka dapat melakukan implementasi secara langsung dilapangan dan juga dapat ikut andil dalam pengembangan teknologi di dunia Industri melalui inovasi teknologi IoT,” ungkapnya.

Kedepan pengembangan perangkat yang telah dibuat oleh mahasiswa tidak hanya sebatas melakukan monitoring dan kontrol, namun juga dapat melakukan analisis data dengan Artficial Intelligen yang diperoleh dengan perangkat IoT.

Nantinya hasil analisis data itu akan membantu pengambilan keputusan para petani dalam perawatan tanaman mereka.