RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah kegiatan “Infinity Goes to Campus Chapter Makassar” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Selasa (3/6/2025).

Kegiatan ini berlangsung di Arsjad Rasjid Lecture Theater, Kampus Unhas Tamalanrea, dengan mengangkat tema “Mengenal Ragam Produk dan Layanan Fintech di Indonesia, dan Bersama Jadi #SiPalingFintech.”

Kegiatan menghadirkan sejumlah narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), AFTECH, serta berbagai perusahaan fintech terkemuka seperti EasyCash, Goro, dan ArtaKu. Acara dikemas dalam bentuk talkshow interaktif, diskusi panel, games edukatif, pembagian merchandise, serta doorprize berupa tablet dan smartphone.

Direktur Kemahasiswaan Unhas, Dr. Abdullah Sanusi, mewakili Rektor dalam sambutan pembuka menyampaikan pentingnya pemahaman literasi keuangan bagi mahasiswa, khususnya di tengah maraknya penggunaan layanan pinjaman online (pinjol) di kalangan generasi muda.

“Unhas terus berupaya meningkatkan literasi keuangan mahasiswa melalui berbagai program, termasuk melalui Balance atau Basic Learning Skills, Character and Creativity yang diberikan kepada mahasiswa baru. Dalam program ini, mahasiswa dibekali pemahaman dasar tentang pengelolaan keuangan pribadi sejak dini,” ujar Abdullah Sanusi.

Ia menambahkan bahwa Unhas telah melakukan survei literasi keuangan terhadap lebih dari 6.000 responden dari kalangan mahasiswa. Hasil survei ini akan menjadi dasar dalam merancang program literasi yang lebih tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa.

Abdullah juga menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi AFTECH, OJK, BI, serta para pelaku industri fintech yang telah hadir dan berbagi pengetahuan kepada mahasiswa Unhas.

Bank Indonesia Sulsel, melalui Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan Ricky Satria, turut hadir sebagai pembicara dalam sesi talkshow. Ricky memaparkan berbagai inovasi dan kebijakan BI dalam mendukung pertumbuhan sektor keuangan digital di Indonesia, khususnya melalui layanan seperti uang elektronik, agen Layanan Keuangan Digital (LKD) seperti BRI Link, QRIS, BI-FAST, SNAP, serta Kartu Kredit Indonesia.

Namun demikian, Ricky juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman digital seperti pencurian data pribadi, penipuan dengan metode social engineering, hingga risiko penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Jangan pernah menggunakan tanggal lahir sebagai PIN. Jika terjadi sesuatu, segera laporkan ke call center resmi penyedia layanan,” imbaunya kepada para peserta.

Dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan, Kepala Kantor OJK Sulsel, Moch Muchlasin menjelaskan berbagai inisiatif literasi keuangan yang telah dijalankan OJK, mulai dari program magang, KKN Tematik Literasi Keuangan, hingga pelibatan mahasiswa sebagai Duta Literasi Keuangan.

“Kami fokus membangun kesadaran masyarakat desa terhadap jasa keuangan melalui program KKN Tematik. Kami berharap kegiatan seperti ini membuat mahasiswa lebih paham bahwa fintech bukan hanya soal pinjol, tapi mencakup banyak aspek layanan keuangan modern,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dalam membangun pemahaman keuangan yang sehat dan inklusif di masyarakat, dengan mengedukasi lingkungan sekitar melalui pendekatan yang kontekstual dan berbasis pengalaman langsung.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama perwakilan dari AFTECH dan perusahaan fintech swasta, seperti EasyCash, Goro, dan ArtaKu, yang memaparkan layanan serta praktik terbaik dalam industri mereka. Suasana acara berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari peserta yang terdiri dari mahasiswa lintas fakultas.

“Infinity Goes to Campus” merupakan bagian dari kampanye nasional literasi fintech yang diinisiasi AFTECH guna memperluas wawasan generasi muda mengenai perkembangan produk keuangan digital di Indonesia.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya memahami fungsi layanan fintech secara teknis, tetapi juga mampu menjadi pengguna yang cerdas dan bertanggung jawab di era ekonomi digital. (*)